Darmizal: Arahan Presiden Jokowi Pelecut Keras Bagi Menteri
Darmizal menyebut pembantu presiden tidak perlu pandai menjual citra, jago berkelit ataupun jago bicara seperti dialah yang terbaik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
Reward dan punishment harus ada, namun harus punya takaran yang jelas dan waktunya tepat.
"Bangsa ini harus dibangun bersama dengan harmoni, tanpa ada yang merasa ditinggalkan atau disingkirkan. Jika salah, maka kegagalan yang didapatkan," ungkap Darmizal.
"Menurut pikiran saya, bangsa Indonesia akan sulit memiliki presiden seperti Jokowi untuk jangka waktu yang panjang, dia ikhlas, bersih dan mengutamakan rakyat," tambahnya.
Oleh karna itu, sudah seharusnya para pembantu Jokowi menyesuaikan diri mengimbangi kinerja presiden yang bergerak cepat memenuhi untuk kebutuhan rakyat.
Jika tidak bisa, lanjut Darmizal, sebaiknya para menteri tersebut minggir angkat kaki jangan sampai menjadi beban.
"Bagi saya, lanjut Darmizal, arahan presiden Jokowi tersebut sudah sangat benderang, tegas dan lugas, itu adalah pelecut keras," katanya.
Presiden juga telah siap mempertaruhkan reputasi politiknya demi kebaikan 267 juta rakyat Indonesia, siap membuat Perpres, Kepres atau kebijakan sulit sekalipun.
"Harus ada langkah cepat yang extra ordinary," urainya.
Artinya seluruh, masih kata Darmizal, pembantu presiden harus menjawab arahan tersebut dengan mempertaruhkan pula apa saja yang mereka miliki untuk mengejar capaian terbaik guna memperbaiki keadaan agar negara dapat keluar dari badai kesulitan yang diambang mata.
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini mengungkapkan, sangat mendukung apa yang akan dilakukan presiden termasuk membubarkan lembaga yang hanya menjadi beban ataupun melakukan reshufle kabinet.
"Presiden Jokowi memang harus segera mengambil langkah tepat yang berdayaguna dan berdayalaksana. Sesuai niat baik dan rencana besar beliau, demi rakyat sejahtera dan Indonesia Maju," kata Darmizal.