Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ketika Billy Mambrasar, Emil Dardak, dan Dede Yusuf Bicara Sistem Pendidikan Daring
Menurut Billy Mambrasar, anak muda Indonesia harus mengembangkan ide agar suatu saat nanti memiliki gebrakan yang mampu membawa perubahan bagi negara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden, Gracia Billy Mambrasar menerima masukan dari anggota DPR Komisi X Dede Yusuf agar mendorong perhatian pemerintah terhadap pendidikan tinggi di Indonesia tetap harus diperhatikan di masa pandemik Covid-19 ini.
Pandangan tersebut dikemukakan dalam diskusi virtual bertajuk "SDM Unggul Indonesia Maju" yang diselenggarakan oleh Milenial Talk Institute pada Senin (6/7/2020).
Acara dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin.
Pada diskusi virtual tersebut, Anggota DPR Komisi X yang membidangi pendidikan Dede Yusuf menerangkan bahwa dana pendidikan yang sekarang digelontorkan adalah sebesar Rp 75 triliun.
Harapan Dede Yusuf, agar pengelolaan dana pendidikan tersebut lebih dapat dikelola dan dimonitor penggunaannya oleh pemerintah pusat agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
Baca: Dukung Pemerataan Pendidikan Digital Sampai ke Pelosok, Pemerintah Bakal Siapkan Dana Rp 22 Triliun
Sementara Staf Khusus Billy Mambrasar berharap agar konektifitas internet di wilayah Indonesia Timur harus ditingkatkan agar anak-anak usia sekolah dan perguruan tinggi tetap dapat mengikut proses belajar mengajar secara daring.
"Berdasar survey APJII pada 2018 jumlah masyarakat yang mengakses internet di Wilayah Maluku, NTT, dan Papua hanyalah 5% dan 10% dibandingkan dengan di Pulau Jawa mencapai 55%," ujar Billy.
Hal ini menurut Billy membuat terjadinya ketimpangan akses pendidikan antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia.
Hal ini juga diaminkan oleh Emil Dardak, Wakil Gubenur Jawa Timur yang mendorong agar lebih banyak lagi operator telekomunikasi yang melakukan ekspansi bisnis ke Wilayah Indonesia Timur, untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap Internet.
Sementara itu Founder Milenial Talk Institute Hasan Basri menyatakan tujuan diadakannya acara virtual ini adalah untuk ingin menjadikan anak-anak muda lebih produktif, aktif dan menjadi pemimpin di generasi yang akan datang.
Diketahui, negara Indonesia memiliki 250 ribu juta jiwa yang didalamnya terdapat banyak SDM unggul berkualitas yang harus dikembangkan semangat dan niatnya agar menjadi generasi pemimpin bagi nusa dan bangsa.
"Kami ingin menjadi tangan panjang para pemuda, untuk dapat menyalurkan ide dan gagasan dengan baik, kelak karya anak-anak muda akan dilihat dan dihargai banyak orang," ucap Hasan Basri.
Menurut Billy Mambrasar, anak muda Indonesia harus mengembangkan ide agar suatu saat nanti memiliki gebrakan yang mampu membawa perubahan bagi negara.
Dirinya menegaskan, saat ini Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan go-global.
Karena menurutnya, generasi milenial adalah orang-orang yang mampu meningkatkan taraf pendidikan, kemampuan Bahasa Inggris, ataupun kemampuan keilmuan lainnya.
"Pemuda perlu menerapkan pola pikir yang baik. Dengan begitu, Indonesia tentu akan memiliki kapasitas SDM yang unggul dan berkualitas bagi negara, karena sudah saatnya anak muda ikut membangkitkan perekonomian dan pendidikan di Indonesia" kata Billy.
Billy Mambrasar, Emil Dardak dan Dede Yusuf diundang menjadi narasumber untuk berbicara di acara virtual Millenial Talk Conference 2020 pada tanggal 5-8 Juli 2020 dengan mengusung tema "Transformasi Peran Pemuda dalam Kepemimpinan Bangsa".
Selain mereka bertiga, hadir pula Anggota DPD RI Edwin Pratama.
Setelah acara webinar tersebut, Billy Mambrasar, Emil Dardak dan Dede Yusuf akan mengimplementasikan apa yang mereka diskusikan tersebut dalam bentuk kolaborasi aksi nyata di masyarakat.