Kisah Jenderal Hoegeng Iman Santoso Aktifkan HT 24 Jam Hingga Dibawa Tidur Pantau Keadaan Masyarakat
Nama Kapolri periode 1968-1971 Jenderal Hoegeng Iman Santoso tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Editor: Adi Suhendi
"Beliau orangnya sangat humoris. Humoris sekali, tapi jangan sekali-kali kita humor dalam dia berseragam. Tidak laku Pak. Di situ keluar sikap beliau sebagai abdi negara yang membedakan antara hubungan keluarga dan kedinasan," kata Didit.
Makamnya Tak Pernah Sepi dari Peziarah
Makam Jenderal Polisi (Purn) Drs Hoegeng Imam Santoso yang berlokasi di Tempat
Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tidak pernah sepi didatangi para peziarah.
Para peziarah datang dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada 14 Oktober 1921 dan wafat di Jakarta pada 14 Juli 2004 di usianya yang ke-82.
Baca: 30 Tahun Bertugas, Ini Cerita Nani Penjaga Makam Jenderal Hoegeng di Bogor : Beliau Orangnya Baik
Penjaga makam TPBU Giri Tama, Nani Nisun mengatakan, peziarah yang datang ke makam Kapolri ke- 5 tersebut menganggap sosok Hoegeng Imam Santoso semasa hidupnya sebagai pribadi yang baik dan sederhana.
"Setiap orang yang datang untuk berziarah ke makam beliau, pasti orang-orang bercerita kalau beliau adalah orang yang paling jujur," ujarnya Nani Nisum dalam perbincangan dengan TribunnewsBogor.com.
Karena sikap yang rendah hati semasa hidupnya, tak heran Hoegeng begitu dihormati.
Nani Nisun menuturkan, peziarah yang datang ke makam Jenderal Hoegeng tidak hanya berasal dari dalam negeri.
Baca: Sosok Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur yang Dipensiunkan Soeharto, Kini Diusulkan jadi Pahlawan
"Tidak hanya orang Indonesia, orang Jepang juga sering datang untuk melihat dan mendoakan beliau di makam ini. Mereka menilai pak Hoegeng memiliki pribadi yang baik dan tegas," jelasnya.
Tak hanya itu, Nani mengungkap, jika ada peziarah dari luar negeri, maka pihak keluarga Hoegeng Imam Santoso akan langsung datang mendampingi peziarah sebagai bentuk penghargaan.
"Keluarga pak Hoegeng ini sangat baik. Kalau ada peziarah dari Jepang, Belanda atau luar negeri lainnya, pasti pihak keluarga menyempatkan waktu hadir untuk mendampingi," ungkapnya.
Baca: Kisah Jenderal Hoegeng, Polisi Lurus yang Dicopot dari Kursi Kapolri Usai Ungkap Penyelundupan Mobil
Nani mengakui makam Hoegeng setiap harinya tidak pernah sepi dari peziarah yang sengaja datang untuk mendoakan.
"Yang datang untuk berziarah dari mana saja dan berbagai kalangan, tidak pernah sepi dari bunga," kata dia.