Peternakan Bebas Kandang Jadi Tren Baru yang Diklaim Tak Menyiksa Hewan
banyak perusahaan internasional telah berkomitmen untuk berhenti memasok telur dari kandang baterai termasuk di Indonesia yakni Burger King
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Eko Sutriyanto
Peternakan bebas kandang baterai dapat secara signifikan mengurangi penderitaan ayam tersebut, dan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan perilaku alaminya, seperti bergerak bebas, bersarang, mematuk, dan bertengger.
Selain itu, kondisi keamanan pangan di peternakan kandang baterai juga menjadi kekhawatiran utama.
Baca: FAKTA Pong Belo, Si Raja Sabung Ayam yang Hina Polisi, Ditangkap saat Tidur di Rumah Orang Tuanya
Baca: Cara Antigagal Bikin Ayam Goreng Kremes Ala Restoran, Cuma Pakai Trik Mudah Ini
Banyak studi yang telah dilakukan di Uni Eropa memperlihatkan risiko kontaminasi salmonella di kandang baterai lebih tinggi secara signifikan daripada di peternakan bebas kandang baterai.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satu tipe salmonella yang paling umum diestimasikan menyebabkan 93.8 juta kasus gastroenteritis akut dan 155000 kematian secara global setiap tahunnya, diperkirakan 85 persennya dapat ditularkan melalui makanan.
Perusahaan Cepat Saji Bebas Kandang Baterai
Atas hal tersebut, Fadilah Rahma mengapresiasi langkah restoran cepat saji, Burger King yang secara bertahap penggunaan telur dari sistem yang kontroversial dengan mengurung ayam dalam kandang baterai, di Indonesia.
“Komitmen pertama yang diambil oleh salah satu perusahaan makanan cepat saji di dunia memiliki potensi yang besar untuk mengurangi penderitaan jutaan hewan di Indonesia, dan kami harap banyak perusahaan lain yang mengikuti jejaknya,” ungkap Fadilah Rahma, Manajer Komunikasi Act for Farmed Animals dalam keterangan pers, Rabu (8/7/2020).
Keputusan tersebut diambil setelah dialog yang dilakukan dengan Act for Farmed Animals.
Burger King memiliki 147 gerai dan 7 juta pelanggan di 7 kota di Indonesia, dan komitmen tersebut berlaku di semua gerai yang beroperasi saat ini dan juga seluruh gerai yang akan dibuka ke depannya. Transisi tersebut akan selesai pada tahun 2027.
Indonesia merupakan produsen telur terbesar di Asia Tenggara, dan merupakan negara ketiga tertinggi di antara negara dalam Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (setelah Amerika dan Cina).