Wawancara Khusus dengan Wapres KH Maruf Amin: Empat Bulan Saya Tidak Keluar Rumah
Pembagian tiga shift itu untuk menjaga jarak fisik. Inovasinya bagus. Jadi ada dalam kotak plastik tiga lapis.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pandemi Covid-19 telah mengubah secara drastis ritme kerja dan kegiatan Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin. Ia bahkan selama empat bulan tidak melakukan kegiatan di luar rumah dinas.
Sebelum masa pandemi Covid-19, KH Maruf selalu mendampingi secara fisik Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet di Istana Bogor atau Kompleks Istana Presiden di Jakarta.
“Sejak pandemi Covid-19, saya mengikuti rapat cabinet secara virtual. Sebelumnya tidak pernah rapat cabinet dilakukan secara virtual,” ujar Wapres KH Ma’ruf Amin dalam wawancara eksklusif di rumah dinas Wapres, Jl Diponegoro, Jakarta, Jumat (9/7).
Wapres baru melakukan kegiatan di luar rumah dinas pada Rabu (8/7) yaitu melakukan kunjuntan kerja ke Kota Sukabumi, Jawa Barat. Di wilayah yang dikategorikan zona hijau tersebut Ma’ruf mendatangi SMA 4 untuk melihat persiapan kegiatan belajar mengajar di era new normal.
Berikut ini petikan wawancara eksklusif tim Tribun Network dengan Ma’ruf amin mengenai berbagai hal terkait posisinya sebagai pendamping Presiden Joko Widodo di masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Saat ini seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, apa saja perubahan yang Anda alami sejak Maret 2020?
Sebagai wakil presiden tentu didalam menjalankan tugas kenegaraan, sering mengikuti sidang kabinet di Istana Bogor maupun di Istana Jakarta. Namun selama pandemi itu saya mengikuti siding kabinet melalui video conference, melalui online.
Baca: Wapres Maruf Ingatkan Pilkada Serentak Jangan jadi Gelombang Baru Penyebaran Covid-19
Sebelumnya tidak pernah ada, selalu tatap muka secara fisik. Itu kebiasaan baru. Kedua, tidak lagi ada kunjungan secara fisik. Saya memonitor laporan-laporan dari berbagai daerah melalui online, misalnya misalnya dari para gubernur.
Selama empat bulan juga saya tidak keluar rumah. Sebelum saya lama tinggal di rumah, saya sempat berkunjung ke Gugus Tugas Covid-19, di kantor Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), untuk melihat bagaimana persiapan menghadapi Covid-19.
Di tempat itu saya berdiskusi dan memberikan pengarahan-pengarahan supaya penanganannya lebih efektif. Kalau dulu saya kadang-kadang mengunjungi pesantren saya, namun selama empat bulan belakangan sama sekali tidak.
Baca: Editor Metro TV Ditemukan Tewas, Polisi Temukan Luka Sayatan di Tubuh Korban
Hari Rabu (8/7) lalu, sudah melakukan kunjungan fisik ke Sukabumi?
Itu untuk pertama kali, karena katanya Sukabumi sudah kawasan hijau, maka lihat pembukaan sekolahnya seperti apa, kemudian persiapannya seperti apa, dan inovasi-inovasinya seperti apa. Selain memakai masker, face shield, juga ada kotak plastik di setiap meja siswa itu. Selain itu siswanya dibagi menjadi tiga shift.
Pembagian tiga shift itu untuk menjaga jarak fisik. Inovasinya bagus. Jadi ada dalam kotak plastik tiga lapis.
Baca: Demokrat Usung Putri Wakil Presiden Maruf Amin Maju Pilkada Tangsel
Saya juga berdiskusi dengan pemerintahan daerah setempat bagaimana bisa membuat daerah itu hijau, ternyata mereka basis penanganannya itu di tingkat kelurahan. Kemudian saya ke pesantren, bagaimana pesantren bersiap untuk menerima santrinya.
Ada program membantu mereka, berupa dana Rp 2,6 triliun untuk membantu pesantren. Di samping itu juga ada bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu tempat wudhu, cuci tangan, dan MCK (mandi, cuci, kakus).
Dalam rapat kabinet di Istana Jakarta pada 18 Juni 2020 lalu Presiden Joko Widodo memberi teguran kepada para menteri sehingga memicu spekulasi ada reshuffle kabinet. Bagaimana yang Anda ketahui?
Saya melihatnya, itu adalah teguran kepada para menteri. Saya belum melihat adanya rencana reshuffle, belum muncul rencana itu. Sekali lagi itu teguran kepada menteri yang lambat.
Presiden minta kementerian yang anggarannya besar untuk segera membelanjakan anggarannya sehingga ekonomi bisa berputar. Untuk menyerap anggaran itu harus ada kreativitas. Harus ada keberanian, harus ada inovasi.
Meski anggaran harus cepat terserap, tetap harus akuntabel. Supaya jangan jadi masalah di kemudian hari.
Baca: Wapres Maruf Amin Minta Masjid Dijadikan Basis Pertahanan Ekonomi Umat
Selama empat bulan tidak beraktivitas ke luar untuk menjaga kebugaran tubuh apa yang dilakukan?
Berolahraga sesuai yang bisa dilakukan dalam situasi ini. Ya kalau biasa jalan ke mana-mana, ke Ancol, ke GBK (Gelora Bung Karno) dalam situasi pandemi pagi-pagi itu saya sepeda statis setengah jam.
Selain itu jalan kaki di sekitar komplek ini (rumah dinas di kawasan Menteng, Jakarta). Kalau tidak jalan, saya melakukan olahraga air di kolam renang.
Pengetesan Covid-19 dilakukan secara berkala?
Kadang seminggu sekali, sebulan sekali. Pada awak pandemi saya menjalani tes swab, namun belakangan rapid test.