Wapres Ma’ruf Amin di Tengah Krisis Pandemi Covid-19: Tak Pernah Siapkan Anak Jadi Calon Wali Kota
Saya sebenarnya tidak pernah menyiapkan anak saya itu (Siti Nurazizah) untuk menjadi calon wali kota. Tidak pernah. Semua anak saya tidak.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
DI TENGAH pandemi Covid-19, pemerintah melontarkan konsep new normal (kondisi normal baru) yang memicu pro dan kontra. Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menyebut sebelum melangkah ke kondisi tersebut perlu sejumlah persiapan.
"Perlu kesiapan pemerintah dan masyarakat. Mulai dari tracking menggunakan tes secara masif, layanan kesehatan. Begitu pula lokasi kerumunan semacam pasar, angkutan umum, terminal, stasiun, lokasi wisata, harus siap menjalan protocol kesehatan secara ketat," ujar Ma’ruf Amin dalam wawancara eksklusif dengan tim Tribun Network, di rumah dinas Wapres, Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Ditambahkan, masyarakatnya harus patuh.
"Dalam istilah agama disebut sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami taat) terhadap protokol kesehatan. Sebab banyak orang yang lalai kan, sehingga ada pelibatan TNI dan Polri. Bukan untuk nangkepin orang, tapi untuk mengingatkan yang lalai," kata mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
Berikut lanjutan petikan wawancara dengan Ma’ruf Amin.
Dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi memerintahkan penyerapan anggaran di kementerian dilakukan secara cepat supaya ekonomi bisa bergerak kembali. Bagaimana persisnya?
Sekarang ekonomi masyarakat ini kan terhenti. Yang bisa mendorong dan menggerakkan itu ya pemerintah.
Sekarang ini swasta itu tidak bergerak, tiarap, sehingga yang bisa diharapkan ya belanja pemerintah. Kalau belanja pemerintah ini lambat, ekonomi juga melambat. Oleh karena itu Presiden meminta segera dilakukan pembelanjaan sesuai anggaran yang ada.
Presiden memberi perhatian kepada kementerian yang jumlah anggarannya besar supaya serapan anggarannya tinggi. Dalam rapat kabinet Presiden menegaskan, kalau misal ada regulasi yang menghambat, supaya dilakukan pelonggaran.
Manakala ada kekhawatiran terjadi penyimpangan, boleh didampingi lembaga pengawasan, yang penting pembelajaan anggaran bisa jalan. Prosedur yang ruwet-ruwet itu dihilangkan, disederhanakan.
Memang ini diperlukan kemampuan melakukan strategi dan inovasi dari masing-masing lembaga atau kementerian untuk bisa menyerap anggaran secepatnya. Sekarang ini kondisinya kan darurat, jadi tidak bisa menggunakan birokrasi yang normal.
Baca: Wawancara Khusus dengan Wapres KH Maruf Amin: Empat Bulan Saya Tidak Keluar Rumah
Baca: Wapres KH Maruf Amin: Menteri yang Lambat Ditegur Presiden
Pilkada serentak direncanakan berlangsung 9 Desember 2020. Terkait masih adanya pandemi Covid-19, ada kekhawatiran memicu munculnya gelombang kedua serangan virus corona. Bagaimana komentar Anda?
Tentu kita harapkan tidak ada gelombang kedua. Kalau dilakukan pemungutan suara secara konvensional berarti harus aman dari Covid-19. Saya tidak tahu apakah KPU ada rencana melakukan pemungutan suara secara online.
Saya berharap pemungutan suara tidak memicu kerumunan orang, karena berisiko tinggi munculnya gelombang kedua serangan Covid-19. Kan kita sudah punya pengalaman banyak, sehingga bisa mengatur lebih ketat lagi saat pilkada.
Seorang putri Anda mengikuti kontestasi di pilkada serentak kali ini. Anda setuju putri Anda ikut kontestasi di Kota Tangerang Selatan?