Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Timbunan Sampah Masker Meningkat, Masyarakat Diimbau Hindari Pemakaian Masker Sekali Pakai

“Saya imbau disini bahwa kalau kita sehat, pakailah masker yang guna ulang untuk mencegah timbunan sampah baru,” ujar Vivien

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Timbunan Sampah Masker Meningkat, Masyarakat Diimbau Hindari Pemakaian Masker Sekali Pakai
Tribun Jateng /Hermawan Handaka
ILUSTRASI - Kapal nelayan melintas di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) kawasan Tambak Lorok, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (26/7). Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan juga negara lain di dunia. Melihat perkembangan masalah sampah plastik, agaknya pemerintah memang sudah harus mempercepat perbaikan sistem pengelolaannya. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sampah masker menambah sekiranya 0,1% dari timbunan sampah selama masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (Dirjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati dalam webinar hari tanpa kantong plastik sedunia, Kamis (16/7/2020).

Baca: Pria Ini Tewas Ditembak Polisi Gara-gara Masker

“Saya imbau disini bahwa kalau kita sehat, pakailah masker yang guna ulang untuk mencegah timbunan sampah baru,” ujar Vivien.

Vivien menyampaikan pada masa pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat berubah yang didorong kebijakan pemerintah untuk menggunakan masker saat keluar rumah.

Masker sekali pakai yang kemudian dibuang akan menimbulkan sampah yang baru lagi.

Padahal saat ini Indonesia juga sedang menangani sampah rumah tangga.

BERITA TERKAIT

Vivien mengungkapkan sejumlah studi mengatakan bahwa Indonesia beberapa saat yang lalu dikatakan memberikan kontribusi nomor 2 terbesar untuk membuat laut menjadi kotor,

“Walaupun studi itu masih diperdebatkan karena metodologinya belum tentu benar untuk menghitung masuknya sampah terutama sampah plastik ke laut,” ujarnya.

Dirjen PSLB3 tersebut mengatakan permasalahan sampah plastik di Indonesia yang masuk ke laut ada dua, yaitu yang berasal dari darat dan sampah dari laut itu sendiri.

“Yang pertama adalah sampah yang berasal dari daratan atau kita sebut landbase, itu banyaknya adalah 80%, Dan Sampah yang memang berasal dari laut itu sebesar 20%,” ujarnya.

Oleh karena itu, untuk mencegah sampah terutama sampah plastik itu masuk ke laut maka harus melakukan pengendalian pengelola sampah dari hulu, yaitu dari darat.

Vivien berpesan, jika masyarakat harus memakai masker sekali pakai agar memperhatikan beberapa hal.

“Ketika membuang sampah masker sekali pakai, ingat sebelum dibuang bisa disemprot hand sanitizer atau dicuci pakai sabun dipotong, kemudian dimasukkan ke dalam kertas atau tisu kemudian baru dibuang ke tempat sampah,” katanya.

Baca: Tak Takut Corona tapi Tetap Pakai Masker, Driver Ojol Tak Mau Dites :Gak Tau yang Dicolok Isinya Apa

Hal ini untuk mencegah sejumlah oknum yang menyalahgunakan sampah masker tersebut untuk diolah kembali dan dijual di masyarakat.

“Karena memang sampah masker ini kalau kita tidak potong-potong akan disalahgunakan misalnya oleh pihak lain untuk dijual lagi, padahal didalamnya sudah terkandung virus. Dan yang namanya masker sekali pakai adalah untuk sekali pakai,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas