Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pulau Jawa Waspada Bencana Gempa Bumi

BMKG mencatat gempa di Pulau Jawa bermula pada tanggal 22 Juni 2020 dengan magnitudo 5 terjadi di selatan Pacitan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pulau Jawa Waspada Bencana Gempa Bumi
Twitter BMKG
Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Bayah Banten 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rentetan gempa bumi mengguncang Pulau Jawa. Setidaknya ada sembilan peristiwa gempa bumi dalam waktu tiga pekan terakhir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa di pulau Jawa bermula pada tanggal 22 Juni 2020 dengan magnitudo 5 terjadi di selatan Pacitan.

Berturut-turut kemudian gempa muncul di Blitar dengan magnitudo 5,3 pada 5 Juli 2020, gempa dalam Laut Jawa magnitudo 6,1, gempa Banten Selatan magnitudo 5,1, gempa selatan Garut dengan magnitudo 5 serta gempa selatan Selat Sunda dengan magnitudo 5,2.

Rentetan gempa bumi tersebut terjadi pada tanggal yang sama yakni 7 Juli 2020.

Setelah itu gempa belum berhenti, pada 10 Juli 2020, gempa dengan magnitudo 4,8 terjadi di selatan Sukabumi, gempa dengan magnitudo 5,1 terjadi di selatan Kulon Progo terjadi pada 13 Juli 2020 dan kekinian gempa magnitudo 3,7 di selatan Pangandaran pada 17 Juli 2020.

Baca: Gempa Bumi M 5,2 Mengguncang Yogyakarta dan Sekitarnya Senin Dini Hari, Tidak Berpotensi Tsunami

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono meminta kepada para pemangku kepentingan daerah terutama di Pulau Jawa agar mempersiapkan diri terutama terkait kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.

"Dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di Selatan Jawa akhir-akhir ini, kami mengimbau kepada para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan dan masyarakat luas untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terkait gempa bumi dan tsunami," ujar Daryono, Jumat(17/7/2020).

Berita Rekomendasi

Wilayah selatan Pulau Jawa kata Daryono memang rawan gempa. Gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi secara akurat.

Namun demikian, diharapkan masyarakat dapat melakukan upaya mitigasi bila suatu waktu terjadi gempa dan tsunami.

Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa, dengan cara segera mencari perlindungan diri.

Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan bangunan tahan gempa bumi dan membuat tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami, termasuk memahami konsep evakuasi mendiri.

Terkait gempa bumi di Pangandaran, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 3,7.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut," kata Daryono.

Baca: Gempa 5,5 SR di Kepulauan Selayar, Guncangannya Terasa Sampai ke Wilayah Denpasar

Daryono mengungkap dampak getaran gempa terasa di sejumlah wilayah, meskipun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas