Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Pastikan Asupan Gizi Ibu Hamil dan Anak Selama Pandemi

Menurut dia, upaya itu dilakukan untuk mendukung upaya pencegahan gizi buruk dimasa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemerintah Pastikan Asupan Gizi Ibu Hamil dan Anak Selama Pandemi
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ilustrasi anak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pemerintah melalui Kementerian Sosial memastikan Ibu Hamil (Bumil) dan Anak Usia Dini (AUD) tercukupi asupan gizi melalui bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mencegah terjadi bayi dan balita stunting.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin mengatakan sudah
memerintahkan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) PKH dan meminta Himpunan Bank Negara (HIMBARA) sebagai pihak penyalur agar mempercepat proses penyaluran dana PKH kepada KPM.

Menurut dia, upaya itu dilakukan untuk mendukung upaya pencegahan gizi buruk dimasa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Baca: Produksi Tas Bansos Sembako Kemensos Serap 30 Ribu Tenaga Kerja

“Kami telah minta seluruh SDM PKH berkerjakeras mendampingi KPM dan Himbara mempercepat penyaluran,” kata dia, dalam keterangannya, Rabu (22/7/2020).

Dia menjelaskan, hingga Juli 2020 ini pencairan dana PKH sudah mencapai Rp 24,08 Triliun di seluruh Indonesia. Jumlah realisasi terbanyak di propinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah pada bulan Juli 2020.

Baca: Kemensos Berikan 1.600 Paket Bansos kepada Insan Otomotif di DKI

Data Kemensos mencatat jumlah ibu hamil yang mendapatkan bantuan PKH terbanyak di propinsi Jawa Timur mencapai 12.851 orang, Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat mencapai masing masing 11.925 dan 10.565 KPM.

Berita Rekomendasi

"Untuk Anak Usia Dini (AUD) tertinggi yang mendapat bantuan adalah Jawa Barat sebanyak 534.877 anak, menyusul Jawa Tengah 413.597 anak dan Jawa Timur 391.720 anak," kata dia.

Untuk data penerima PKH dengan target 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia, ketiga propinsi ini mempunyai jumlah KPM terbesar di Indonesia. Di Jabar tercatat sebanyak 1.737.884, Jateng 1.560.774 dan Jatim sebanyak 1.729.485.

Sementara itu, Menteri Sosial Juliari P. Batubara, mengatakan pada masa pandemik Covid-19 daya beli masyarakat menurun.

Untuk itu PKH dicairkan setiap bulan agar ibu-ibu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH tetap ada pemasukan. Uang bansos ini harus dimanfaatkan untuk membeli bahan pangan bergizi seperti telur, ikan, daging, sayur, dan buah-buahan.

Baca: Mensos Juliari Permudah Bansos Tunai di Wilayah Terpencil dan Sulit Dijangkau

Berdasarkan data Direktorat Jaminan Sosial Keluarga (JSK) Kemensos, jumlah ibu hamil yang menerima PKH pada tahun 2020 ini adalah 60.908 orang sedangkan jumlah anak usia dini adalah 2,9 juta. Jumlah bantuan untuk komponen ibu hamil dan AUD tahun ini masing-masing mendapatkan Rp3 juta ibu hamil/AUD per tahun, naik dibandingkan dengan tahun lalu yakni Rp2,4 juta per ibu hamil/AUD.

"Kenaikan anggaran ini merupakan wujud Negara Hadir di tengah rakyatnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan anak usia dini, meningkatkan asupan gizi mereka, sehingga anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan tidak stunting," kata Juliari.

Urusan gizi, lanjut Mensos, tidak boleh dilupakan dalam kedaan apapun termasuk kondisi yang terjadi saat Covid-19. Apabila gizi anak terpenuhi maka anak-anak tumbuh sehat dan dapat berprestasi di sekolah dan tidak mudah terserang berbagai penyakit seperi covid-19.

"Gizi yang baik bagi ibu hamil dan anak usia dini juga akan mencegah stunting. Dengan gizi yang baik maka imun tubuh anak-anak akan semakin kuat,” tutur mantan ketua IMI dua periode ini.

Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.

Mensos mengatakan anak-anak merupakan generasi penerus bangsa di masa depan. Anak-anak yang sehat akan menjadi SDM Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam menghadapi tantangan global.

"Untuk mencegah stunting, Bapak Presiden Joko Widodo telah mencanangkan intervensi pencegahan stunting yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Kemensos terlibat dalam hal ini melalui dua program prioritas nasional yakni PKH dan Program Sembako dimana saaran kedua program ini adalah para ibu dan anak-anak," terang mantan anggota DPR asal Dapil Jawa Tengah ini.

Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini, lanjut Menteri, pemerintah berharap dapat menekan angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40%.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas