Budidaya Jamur Punya Potensi Ekspor Tinggi, Permintaan Terus Meningkat
saat ini konsumsi jamur di Indonesia saat ini masih sangat rendah yakni 0,18 kg per kapita per tahun
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
Penelitian LIPI
Peneliti Jamur (LIPI), Iwan Saskiawan mengatakan jamur memiliki keunggulan dalam budidaya dan berpotensi tinggi dalam peningkatan produksi nasional.
“Keunggulan budidaya jamur ini, kita menggunakan limbah tetapi tidak menghasilkan limbah. Limbah yang kita gunakan misalnya dari jerami padi, serbuk gergaji kemudian limbah tekstil kapas dan lainnya. Perputaran uang dalam bisnis jamur cukup cepat. Dalam sebulan jamur merang sudah panen dan dijual,” jelas Iwan.
Baca: Fakta Unik Morel Mushrooms, Jamur Beracun yang Jadi Hidangan Lezat di Finlandia
Iwan menambahkan, di tengah merosotnya perekonomian saat ini dan banyak terjadi PHK, budidaya jamur layak dijadikan peluang bisnis.
Hal yang perlu dikuasai hanyalah tentang tehnik dasar budidaya jamur, termasuk pembibitan.
Bisnis Jamur di Mata Petani
Pengusaha Jamur Tiram CV AAC, Triono Untung Piryadi mengatakan budidaya jamur mudah untuk dikembang, terlebih cukupnya lahan di Indonesia.
Dirinya bahkan menyajikan sejumlah teknis dasar budidaya yang penting diketahui oleh pemula.
Mulai dari penyiapan baglog dan bahan baku media tanam, tehnik penaburan bibit, inkubasi, pemeliharaan kubung hingga proses panen.
“Usaha jamur itu mudah dan disesuaikan saja dengan iklim. Dilihat dari jumlah penduduk, pangsa pasar Indonesia luar biasa. Daya terima masyarakat dari tahun ke tahun meningkat,” papar Triono.
Salah satu kelompok tani asal Subang, Jembar Jamur mengatakan bahwa para petani jamur hingga saat ini bersemangat untuk menanam.
Hanya saja terkadang petani terkendala permodalan.
“Menanam jamur itu mudah. Bisnis jamur memberikan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran di desa. Kami juga mengajak pelaku usaha terjun dalam permodalan karena banyak petani yang mau menanam namun memiliki keterbatasan modal,” terang Ketua Kelompok Jembar Jamur, Wahyudin.
Wahyudin juga meminta dukungan pemerintah untuk meningkatkan produksi jamur dengan pendampingan dan bantuan teknologi pasca panen.
Dirinya meyakini, dengan simbosis mutualisme antara petani, pemerintah dan pelaku usaha, bisnis jamur bisa melonjak tinggi.