Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dilema Anak di saat Pandemi Covid-19: Patuhi PSBB Namun Hak-hak Tak Terpenuhi

"Ketika PSBB diterapkan maka sudah tentu ada hak-hak anak yang selama ini yang mereka peroleh itu tidak terpenuhi," katanya

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Dilema Anak di saat Pandemi Covid-19: Patuhi PSBB Namun Hak-hak Tak Terpenuhi
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Empat pelajar sekolah di Jalan Nangka, Gang Stial terpaksa nebeng wifi milik tetangga untuk mengikuti pelajaran daring karena orangtua tak mampu beli kuota internet, Kamis (23/7/2020). Masuk Sarang Ular Demi Belajar Daring, Cerita 4 Pelajar di Bandar Lampung Tak Mampu Beli Kuota 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial ( Kemensos), Harry Hikmat mengatakan pandemi virus corona atau Covid-19 turut memberikan dampak kepada anak-anak.

Saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Harry menilai banyak hak anak yang tidak terpenuhi.

Baca: Anak-anak Tidak Paham Social Distancing, Menteri Pendidikan Malaysia Didesak Kembali Tutup Sekolah

Meski langkah itu diambil demi menjaga kesehatan anak-anak.

"Ketika PSBB diterapkan maka sudah tentu ada hak-hak anak yang selama ini yang mereka peroleh itu tidak terpenuhi sedemikian rupa. Demi untuk juga keselamatan anak dari sisi kesehatan," ucap Harry di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

Harry mengungkapkan, salah satu hak yang tidak terpenuhi adalah sekolah secara langsung.

Pada saat PSBB, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Berita Rekomendasi

Menurut Harry, perkembangan psikologis anak berbeda saat menjalani sekolah langsung dengan online.

"Dalam perkembangan psikologis anak ketika mereka mengikuti sekolah secara online sudah tentu berbeda situasinya," kata Harry.

"Ketika anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan temannya, gurunya, lingkungan, bahkan ada suasana bermain yang ketika anak-anak itu di sekolah," kata Harry.

Pada lingkungan terdekat, ruang gerak anak juga akan terbatas.

Meski, Harry menilai hal tersebut merupakan langkah positif untuk mencegah penularan virus corona kepada anak-anak.

Namun anak-anak akan lebih sulit menerima kondisi tersebut dibanding orang tua.

Baca: Tak Punya Smartphone untuk Belajar Online, Dimas ke Sekolah Sendirian

"Tetapi bagi seorang anak seperti ini sudah tentu tidak semudah orang dewasa yang menerima. Itu situasi yang sekarang terjadi pada anak-anak," kata Harry.

Risiko lain yang dapat dialami oleh anak-anak diantaranya adalah kekerasan, perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi, dan stres psikologis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas