Peran Media Massa Mulai Tergusur Kehadiran Media Sosial
Media mainstream sekarang mengalami goncangan. Terdisrupsi kehadiran platform media sosial
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemimpin Redaksi The Jakarta Post, Nezar Patria, mengatakan peran media massa mulai tereliminasi kehadiran media sosial.
Belakangan ini, dia menilai, terjadi jumlah pertumbuhan media sosial yang luar biasa besarnya.
“Media mainstream tergusur audiens oleh media sosial. Pertumbuhan media sosial sangat luar biasa. Facebook jumlah akunnya melebihi penduduk China,” kata dia, di sesi diskusi Jurnalisme, Buzzer, dan Demokrasi, Selasa (28/7/2020).
“Media mainstream sekarang mengalami goncangan. Terdisrupsi kehadiran platform media sosial.”
Baca: Pemerintah Pastikan Insentif Bagi Industri Media untuk Mengatasi Dampak Covid-19
Pada saat ini, dia melihat, bukan hanya media massa saja yang mulai tergerus oleh kehadiran media sosial.
Tetapi, juga besarnya arus informasi di media sosial yang mulai mempengaruhi masyarakat.
Selama ini, kata dia, media massa terbiasa melakukan upaya mengkonfirmasi informasi yang diperoleh kepada narasumber ataupun kepada pihak berlawanan.
Namun, informasi di media sosial hanya menyampaikan satu arah tanpa melakukan upaya cover both side.
“Media terdesak munculnya media sosial. Pembentukan opini di media mainstream yang melewati standar tertentu dengan klarifikasi dengan verifikasi cover both side kadang-kadang hancur atau menjadi tidak bernilai,” kata dia.
“Yang tergusur oleh media sosial bukan hanya informasi yang benar secara jurnalistik, tetapi badai informasi.”
Untuk itu, dia mengingatkan, masyarakat agar tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di media sosial.
“Bagaimana publik bisa aware dengan isi pesan di media sosial,” tambahnya.