Respons ICW Soal Kabar Pemerintah Mau Beli 15 Jet Tempur Eurofighter Typhoon Bekas Pakai Austria
Mengingat pesawat tempur tersebut bekas pakai Angkatan Udara Austria, Adnan menyoroti hal-hal teknis terkait kelaikan pesawat tersebut
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo menanggapi kabar yang menyebut pemerintah ingin membeli 15 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas pakai pemerintah Austria.
Mengingat pesawat tempur tersebut bekas pakai Angkatan Udara Austria, Adnan menyoroti hal-hal teknis terkait kelaikan pesawat tersebut.
Baca: PKB Ingatkan Kemenhan Jangan Lakukan Pembenaran Gunakan APBN Pakai Rekening Pribadi
Di antaranya proposal rinci terkait perhitungan biaya operasional pesawat.
"Pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti berapa sisa umur pesawat, berapa sisa umur mesin, struktur, sistem elektroniknya, umur alat-alat utama roda pendaratan, karena ini juga menjadi bagian dari aspek teknis pesawat," kata Adnan dalam diskusi daring yang digelar pada Senin (27/7/2020).
"Radarnya masih efektif atau tidak, sistem senjatanya masih jalan atau tidak, sensornya masih jalan atau tidak, misalnya. Itu juga hal-hal yang harus dihitung dalam pengadaan pesawat, apalagi ini pesawat tempur," ucap Adnan.
Selain iti Adnan juga menyoroti niat pemerintah yang disebut ingin membeli 15 unit pesawat tempur tersebut untuk modernisasi alutsista.
Menurut Adnan, tujuan modernisasi alutsista tersebut justru tidak akan terwujud jika pemerintah membeli alutsista bekas pakai.
"Akan tetapi sekali lagi kalau kita berhitung dari berbagai aspeknya tentu yang harus muncul dalam rencana itu tentu, satu, apakah betul-betul ini akan menyokong modernisasi? Kalau modern tapi barangnya bekas saya kira juga tidak akan ketemu itu tujuannya," kata Adnan.
Oleh karena itu, Adnan mengatakan ICW memiliki sikap yang sama dengan koalisi refornasi sektor pertahanan dan keamanan yang mendesak agar niat tersebut dibatalkan.
Selain itu ia juga meminta Kementerian Pertahanan untuk kembali duduk bersama Komisi I DPR RI terkait hal tersebut.
Hal itu karena menurutnya ciri dari supremasi sipil dalam sistem demokrasi adalah adanya keterbukaan baik dari proses pengadaan maupun belanja dari anggaran publik.
"Oleh karena itu kalau ICW mungkin juga nanti akan punya sikap yang sama dengan teman-teman koalisi sektor pertahanan dan keamanan yang mendesak agar rencana ini dibatalkan, digugurkan, dan kemudian pemerintah, Kemhan, kembali dengan komisi 1 DPR untuk secara terbuka. Ini yang penting. Secara terbuka," kata Adnan.
Diberitakan sebelumnya Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dikabarkan akan membeli 15 Jet Tempur Eurofughter Typhoon dari Austria.
Kabar tersebut beredar setelah surat dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner dikabarkan beredar di media sosial.
Dikutip dari diepresse.com via defense world.net Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner disebut telah menerima surat bertanggal 10 Juli 2020 dari Prabowo yang berminat mengakuisisi 15 Eurofighter.
Baca: 2 Jet Tempur AS Lakukan Manuver Berbahaya di Dekat Pesawat Sipil Iran, Sejumlah Penumpang Terluka
"Untuk mencapai target saya dalam memodernisasi Angkatan Udara Indonesia, saya mengusulkan untuk mengadakan perundingan resmi dengan Anda, Yang Mulia, untuk membeli semua 15 Eurofighter Typhoon dari Austria untuk Angkatan Udara Republik Indonesia," kata Prabowo dikutip dari defenseworld.net pada Selasa (21/7/2020).
Meski begitu hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Indonesia atau Austria terkati hal tersebut.