Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Kisruh POP, Pemerhati Pendidikan: Tugas Berat untuk Mencerdaskan Bangsa

Pemerhati Pendidikan Indra Charismidiaji mengungkapkan tugas sebagai menteri pendidikan berat karena terbatas modal.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Soal Kisruh POP, Pemerhati Pendidikan: Tugas Berat untuk Mencerdaskan Bangsa
ILC
Pemerhati Pendidikan Indra Charismidiaji 

TRIBUNNEWS.COM - Putera Sampoerna Foundation dan Tango Foundation ke daftar penerima ‘suntikan’ dana hibah Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menuai polemik.

Akibatnya, Muhammadiyah, NU da PGRI mundur karena kriteria pemiihan dan penetapan peserta dinilai tak jelas.

Terkait pendidikan di Indonesia, pemerhati pendidikan Indra Charismidiaji angkat bicara.

Dia menuturkan, dari sisi makro, siapa pun Menteri Pendidikan Indonesia, menurut Indra tugasnya berat.

“Berat sekali untuk mencerdaskan bangsa ini, karena modal kita itu sangat minim,” kata Indra membuka argumennya dalam talk show ILC, TV One, Selasa (28/7/2020).

Baca: Mendikbud Nadiem Minta Maaf kepada Muhammadiyah, NU dan PGRI Terkait Program Organisasi Penggerak

Baca: Singgung Tokoh NU, Muhammadiyah dan PGRI, Nadiem Makarim: Siap Mendengar, Siap Belajar

Pemerhati Pendidikan Indra Charismidiaji
Pemerhati Pendidikan Indra Charismidiaji (ILC)

Menurut jurnal Inggris, tambah Indra, pendidikan di Indonesia dipandang ketingggalan 1000 tahun dibanding negara-negara lain.

“Dengan adanya Mas Menteri ini, tadinya kita semua berharap, kalau tadi istilahnya Pak Karni kan ‘Out of The Box’, tapi setelah 10 bulan ini beliau memimpin, kok makin banyak kegaduhan demi kegaduhan yang muncul,” tambah Indra.

Berita Rekomendasi

Menurut Indra, wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat marah, karena lembaga yang seharusnya memimpin urusan pendidikan tidak terlihat.

“Saya harus koreksi, jadi ini bukan program Out of The Box, Pak. Semua program yang ada itu adalah program daur ulang miliknya sebuah perusahaan swasta,” tegas Indra.

Baca: POPULER NASIONAL Putera Sampoerna di POP Kemendikbud | Jokowi Didesak Copot BG | 59 Kantor Terpapar

Baca: Nadiem: Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Bakal Gunakan Dana Sendiri Dalam POP

Tahun lalu, kata Indra, ada perusahaan swasta pemiliknya merek Merdeka Belajar, sudah memiliki KOP (Komunitas Organisasi Pendidikan) yang konsepnya sama.

Indra Gunakan Analogi Gojek

Lebih lanjut, dalam memaparkan materi di ILC, Indra menegaskan dunia pendidikan Indonesia membutuhkan overhold.

Awalnya Indra mengaku berharap dengan keberadaan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan.

Indra lantas menganalogikan dunia pendidikan yang tengah menghadapi polemik ini dengan sistem penggunaan aplikasi GoJek.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas