Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia
Prasetyo Sunaryo meninggal dunia dalam usia 72 tahun di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ir H Prasetyo Sunaryo, MT, Ketua DPP LDII yang sekaligus koordinator think tank DPP LDII meninggal dunia.
Prasetyo Sunaryo salah satu tokoh LDII yang dekat dengan wartawan, meninggal dunia pada Jumat, 31 Juli 2020, pukul 19.40.
Prasetyo Sunaryo meninggal dunia dalam usia 72 tahun di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta Pusat.
Prasetyo Sunaryo merupakan tokoh di balik langkah-langkah strategis DPP LDII. Kepiawaiannya dalam berorganisasi ia dapati sejak SMAN 3 Malang dan berlanjut saat kuliah.
Bahkan menjadi Ketua Dewan Mahasiswa ITB pada 1974-1975. Prasetyo Sunaryo saat itu, harus mengkonsolidasikan para aktivis dan mahasiswa ITB usai peristiwa Malari.
Baca: Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam Meninggal Dunia
Selain itu Prasetyo menduduki jabatan Sekretaris Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), lembaga yang berisi tokoh intelektual dan pemikir Islam, yang didirikan oleh Presiden RI BJ Habibie yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi pada 1990.
Prasetyo Sunaryo juga pernah menduduki jabatan anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Utusan Golongan pada akhir 1990-an.
Menjelang masa pensiun, Prasetyo Sunaryo dan koleganya turut dalam pendirian Lembaga Bantuan Teknologi (LBT) dan kelompok think tank Pradigma Institut. LBT dikenali sebagai lembaga yang bekerja sama dengan berbagai pihak dalam isu-isu strategis berkaitan dengan energi dan pangan. Sementara Paradigma Institut mengkaji isu-isu politik global dan nasional. Prasetyo Sunaryo juga aktif dalam Dewan Riset Nasional (DRN).
Prasetyo Sunaryo merupakan tokoh di balik kerja sama LDII dengan lembaga-lembaga di Jepang dan kedutaan besar negeri tetangga. Ia pencetus Ayo Hormati Guru bersama almarhum Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam. Ia pula yang mempertemukan UMKM se-Asia Tenggara dalam acara konferensi UMKM ASEAN pada 2015. Jerih payahnya itu berhasil mempertemukan UMKM di negara-negara ASEAN untuk saling bekerja sama.
Ia selalu mengingatkan, UMKM di Asia Tenggara harus saling bekerja sama bukan bersaing, sehingga saling menguatkan dalam menghadapi produk-produk global.
“Saling menyuplai bahan sehingga yang tercipta iklim bisnis kerja sama bukan kompetisi, agar makin kompetitif di pasar global. Kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya.
Prasetyo Sunaryo juga menjadi anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Pada Musyawarah Nasional (Munas) DPP LDII pada 2005, Prasetyo Sunaryo mendorong masuknya anak-anak muda di bawah usia 30 tahun dari berbagai profesi dan disiplin ilmu.
Hal tersebut, didasari pemikirannya, agar gerak organisasi semakin lincah dalam era yang semakin digital. Sekaligus membangun sistem pengkaderan, agar para generasi muda LDII bisa belajar banyak dari para senior mereka, dalam menggerakkan organisasi sekaligus menghadapi dinamika perubahan zaman.