Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko PMK: 54 Persen Angkatan Kerja di Indonesia Mantan Stunting

Muhadjir Effendy mengungkapkan 54 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan mantan penderita stunting.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menko PMK: 54 Persen Angkatan Kerja di Indonesia Mantan Stunting
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PENCEGAHAN STUNTING - Kader Posyandu mengukur tinggi badan balita dalam pemeriksaan rutin satu bulan sekali di Taman Posyandu Delima, RW 03 Kelurahan Madyopuro, Kota Malang, Kamis (19/12/2019). Setelah sukses mengoptimalisasikan Posyandu Balita untuk menurunkan angka stunting di Kota Malang dari 22 persen ke 17,8 persen, Pemkot Malang berencana mengembangkan Posyandu Remaja untuk edukasi reproduksi dan upaya hidup sehat sejak remaja. Dengan edukasi dan pemahaman kesehatan yang tersosialisasikan secara luas, Pemkot Malang optimis dapat menekan angka stunting di Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan 54 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan mantan penderita stunting.

Muhadjir mengutip data Bank Dunia dalam mengungkapkan fenomena tingginya angka stunting di Indonesia.

"Sekarang ini menurut Bank Dunia 54% angkatan kerja Indonesia yang di merah itu. Itu 54% adalah mantan stunting," ujar Muhadjir dalam sambutannya pada acara Peringatan Hari Anak Nasional yang digelar Kowani secara daring, Selasa (4/8/2020).

Baca: Menko PMK Ungkap Potensi Kenaikan Angka Stunting Akibat Pandemi Covid-19

Muhadjir mengatakan hal tersebut yang menyebabkan rendahnya kualitas angkatan kerja di Indonesia.

Menurutnya, rendahnya kualitas angkatan kerja di Indonesia bukan hanya disebabkan oleh faktor pendidikan tapi juga karena stunting. Dirinya menilai stunting membuat peningkatan kualitas angkatan kerja di Indonesia menjadi sulit.

"Karena itu kenapa angkatan kerja kita kualitasnya rendah. Itu bukan hanya karena intervensi ketika di sektor pendidikan dan kesehatannya lemah, tetapi memang karena asal muasalnya dari stunting. Sehingga tingkat untuk dinaikkan menjadi kualitasnya lebih baik itu mengalami kesulitan," kata Muhadjir

Dalam seminar yang diadakan oleh FKM UI, Muhadjir mengaku mendapatkan informasi bahwa kemampuan kecerdasan penderita stunting sangat sulit untuk ditingkatkan.

Berita Rekomendasi

Sehingga menurutnya, dibutuhkan perhatian khusus untuk pengentasan angka stunting di tanah air.

"Stunting ini harus ditangani dengan sungguh-sungguh, karena orang kalau sudah stunting maka kemampuan kecerdasannya sudah selesai. Untuk berikutnya sudah tidak bisa dinaikkan lagi," ungkap Muhadjir.

Menurut Muhadjir, dibutuhkan peran dari seluruh pihak untuk menekan angka stunting di Indonesia. Dirinya menilai penurunan angka stunting sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas