Pemerintah dan Tokoh KAMI Diminta Jangan Reaktif dan Alergi Kritik
"Semua tokoh yang tergabung di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu memiliki hak untuk menyampaikan pendapat," katanya
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Pemerintah dan Tokoh KAMI Diminta Jangan Reaktif dan Alergi Kritik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/direktur-indonesia-public-institute-ipi-karyono-wibowo-6666.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh-aktivis merupakan bagian dari ekspresi demokrasi.
Karyono berharap, KAMI yang diklaim sebagai gerakan moral itu memiliki semangat yang sama.
Baca: Politikus PPP: Apakah Gerakan Din Syamsuddin Cs Berpengaruh?
Yaitu dilandasi oleh semangat persatuan dan gotong-royong untuk menyelamatkan Indonesia dari pandemi virus corona atau Covid-19 dan pelbagai permasalahan yang tengah dihadapi saat ini.
"Semua tokoh yang tergabung di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berserikat dan berkumpul sebagaimana telah dijamin oleh konstitusi," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Selasa (4/8/2020).
Kartono juga menilai, jika semangatnya untuk memperkuat pondasi demokrasi, maka kehadiran KAMI sebagai gerakan oposisi dibutuhkan di tengah lemahnya oposisi di parlemen.
Oleh karena itu, pemerintah tidak perlu reaktif dan alergi terhadap pelbagai ragam kritik.
Pun sebaliknya, Din Syamsudin dan sejumlah tokoh yang bergabung atau mendukung gerakan KAMI jangan marah atau alergi jika publik mengkritik langkah mereka.
"Itulah konsekuensi dari negara demokrasi dimana kita harus saling menerima perbedaan pendapat. Oleh karena itu pula kita bisa sependapat dan sebaliknya bisa berbeda dengan Din Syamsudin, dkk dalam memandang persoalan bangsa saat ini," ucap Karyono.
Namun demikian, meskipun ada perbedaan pandangan tetapi ia yakin 100 persen ada kesamaan rasa dengan tokoh-tokoh yang tergabung di KAMI yaitu perasaan yang sama dalam mencintai tanah air Indonesia.
Pun soal narasi menyelamatkan Indonesia yang menjadi alasan pendirian KAMI, tentu semua setuju karena setiap anak bangsa berkewajiban untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari keterpurukan.
Ia pun menyebut, mungkin yang membedakan hanya persoalan cara pandang.
"Din, dkk memandang Indonesia dengan pesimistis sehingga mengibaratkan Indonesia sebuah kapal yang sebentar lagi akan tenggelam. Pernyataan Din beda-beda tipis dengan pernyataan Prabowo Subianto yang menghebohkan negeri bahwa Indonesia akan bubar pada 2030 Sayangnya, pernyataan tersebut tidak disertai indikator yang memadai," kata Karyono.
Sementara, lanjut Karyono, pihak lain memandang Indonesia dengan optimis meskipun harus diakui akibat tekanan wabah Corona membuat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.