Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stafsus Presiden: Indonesia Bisa Terhindar dari Resesi 

Berdasarkan konsensus di dunia, ekonomi disebut resesi bila pertumbuhan ekonominya negatif dalam dua kuartal dihitung secara tahunan (y-o-y).

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Stafsus Presiden: Indonesia Bisa Terhindar dari Resesi 
Tangkap Layar YouTube KompasTV
Tangkap Layar YouTube KompasTV Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Arif Budimanta mengatakan bahwa Indonesia belum bisa disebut resesi ekonomi meski pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal terakhir negatif.

Untuk diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II minus 5,32 persen. 

"Jika sebuah negara mengalami pertumbuhan negatif selama 2 kuartal berturut-turut dihitung secara quartalan (q-t-q) bukan secara tahunan (y-o-y) maka itu belum bisa disebut mengalami resesi," kata Arif kepada wartawan, Senin (10/8/2020).

Berdasarkan konsensus di dunia, ekonomi disebut resesi bila pertumbuhan ekonominya negatif dalam dua kuartal dihitung secara tahunan (y-o-y).

Baca: Pertanian Penyelamat RI dari Ancaman Resesi Ekonomi

Baca: Pemerintah Diminta Waspadai Ancaman Resesi Ekonomi

Indonesia menurutnya masih bisa menghindari resesi apabila mencatatkan pertumbuhan ekonomi (positif) pada kuartal ke III nanti.

"Apabila pada kuartal III ini secara tahunan dapat mencapai nilai positif," katanya.

Menurutnya, Pertumbuhan negatif atau kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Hampir seluruh negara mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam.  seperti yang terjadi di Uni Eropa yang mengalami kontraksi -14,4%, Singapura -12,6, Amerika Serikat -9,5%, Malaysia -8,4%.

" Artinya kondisi kita relatif lebih dibandingkan dengan beberapa negara tersebut karena sejak awal Presiden memberikan arahan untuk melakukan program dan fasilitas yang sifatnya counter cyclical untuk mendorong ekonomi domestik khususnya konsumsi masyarakat sehingga tidak membuat ekonomi kita terkontraksi lebih dalam lagi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas