Selama PSBB, AMAN Klaim Tak Ada Masyarakat Adat Alami Kelaparan
AMAN menyerukan pembatasan atau karantina wilayah (lockdown) adat sejak awal kasus covid tercatat di Indonesia, pada Maret 2020.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengklaim tidak ada masyarakat adat di wilayah Indonesia mengalami kelaparan ketika diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Demikian Kordintor Tim AMAN-kan Covid-19, Annas Radin Syarif menyampaikan dalam Webinar di aplikasi Zoom Rakernas AMAN ke-VI, Senin (10/8/2020).
"Awal-awal itu banyak khawatir akan terjad kesulitan pangan. Tapi ternyata yang kita temukan selama enam bulan ini, masyarakat adat tidak ada yang mengalami kelaparan," ujar Annas.
Untuk diketahui, AMAN menyerukan pembatasan atau karantina wilayah (lockdown) adat sejak awal kasus covid tercatat di Indonesia, pada Maret 2020.
Ia menjelaskan, karantina wilayah tidak selalu sinonim dengan matinya aktivitas ekonomi dan pertanian.
Justru, imbuh dia, perlindungan dan memastikan keselamatan anggota komunitas merupakan prioritas utama sehingga karantina wilayah menjadi respon paling awal yang dilakukan.
Baca: Beroperasi Saat PSBB, Tempat Karaoke di Mangga Besar Terancam Disegel
Baca: Atasi Krisis Akibat Covid-19, SBY Harap Pemerintah Alokasikan Dana Tepat Sasaran
"Lockdown atau karantina wilayah adat itu bukan berarti karantina seperti orang di kota tinggal di rumah. Tapi ketika masyarakat adat kuat atau disiplin, semua bisa melakukan apa saja di dalam wilayah adat," jelasnya.
Selama enam bulan ini kebutuhan pangan masyarakat adat di masing-masing wilayah tercukupi, mengingat pada Maret dan Agustus 2020 terjadi panen.
Baca: Pentingnya Perhatian Terhadap Masyarakat Adat Memenuhi Hak Berbudaya
"Maret itu sudah ada yang panen, mulai menanam lagi. Agustus ini juga sudah mulai panen lagi," jelasnya.
Selama enam bulan ini juga belajar memperkuat keanekaan tanaman pangan yang ada di wilayah adat.
Karena sebenarnya Indonesia kaya dan melimpah tanaman hasil pangan. Artinya bukan hanya padi atau beras.
"Jika wilayah adat kita masih lestari dan masih kita kuasai dalam arti pengelola, kita bisa masih mengelola dengan baik. Justru dalam masa-masa pandemik, wilayah adat mampu bertahan, mampu menjadi penopang hidup daerah sekitar," jelasnya.
"Dengan stok pangan mereka terjaga dengan baik, itu membuktikan lagi, masyarakat adat itu jawaban dari semua krisis " ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.