Mahasiswa Ingin Menyuapnya Demi Ubah Nilai E, Chatnya Pun Viral, Sang Dosen Ungkap Kisah di Baliknya
Media sosial tengah heboh dengan beredarnya tangkapan layar sebuah chat atau percakapan di WhatsApp mahasiswa yang ingin menyuap dosen agar lulus.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Media sosial tengah heboh dengan beredarnya tangkapan layar sebuah chat atau percakapan di WhatsApp mahasiswa yang ingin menyuap dosen agar lulus.
Dalam tangkapan layar chat tersebut, sang dosen tampak menolak tegas tawaran uang dari mahasiswanya.
Diketahui, mahasiswa itu tidak lulus sebuah mata kuliah namun ia juga tidak mau jika harus mengulang tahun depan.
Mahasiswa tersebut lantas mencoba membujuk dan menyogok uang pada dosennya.
Ia menyampaikan, dirinya siap membayar berapapun yang diminta oleh sang dosen.
Baca: Wakil Direktur Pascasarjana Uinsa Surabaya Dipukul oleh Dosen, Diduga Pelaku Merasa Tersinggung
Baca: Ngamuk karena Tak Bisa Keluarkan Mobilnya dari Parkiran, Mahasiswa Bandung Terancam Penjara
"Saya mohon sama Ibu, tolong bantu saya ya Bu."
"Harga berapa saya siap bayar kok Bu," bujuknya dalam percakapan WhatsApp.
Mendengar hal tersebut, sang dosen pun langsung memberikan jawaban tegas.
"Iya mungkin krn Anda kaya jadi merasa apa pun bisa dibeli dg uang... termasuk nilai."
"Tdk semua bisa dibeli dengan uang, ingat kata2 sy ini sampai kapan pun," ujarnya.
Kisah ini awalnya terungkap dalam unggahan akun Twitter sang dosen, @bu_karlin, Senin (10/8/2020) lalu.
Dalam unggahannya, Karlin mengaku ingin langsung memarahi mahasiswa tersebut.
Namun, ia kemudian teringat bahwa tugasnya adalah mendidik, bukan memarahi.
"Ingin sy telp, sangat ingin sy marahi tp tdk sy lakukan krn tgas sy mendidik bkn memarahi..." tulis Karlin di Twitternya, Senin.
Unggahan Karlin tersebut sontak menyita perhatian warganet.
Sejumlah warganet pun memuji cara Karlin menyikapi mahasiswanya.
Hingga Rabu (12/8/2020) malam, kisah yang diunggah Karlin di Twitternya tersebut telah dibagikan lebih dari 14 ribu kali dan disukai lebih dari 58 ribu orang.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Karlin membenarkan kisah yang ia bagikan di Twitternya.
Menurut Karlin, seorang mahasiswa mencoba menyogoknya demi lulus mata kuliah pada Senin (10/8/2020) lalu.
Karlin pun menolak sogokan tersebut.
Lebih lanjut, dosen universitas swasta di Surabaya, Jawa Timur, itu menyampaikan pesan pada setiap mahasiswa yang masih menempuh pendidikan.
Karlin mengungkapkan, lulus tanpa kualitas diri yang unggul tidak akan membuat seseorang mampu bertahan di dunia kerja.
Oleh karena itu, ia pun mengingatkan supaya para mahasiswa mampu memenuhi kewajibannya ketika ingin mengejar hasil yang baik.
"Lulusan dengan IPK tinggi tanpa disertai kualitas diri yang unggul tidak akan mampu bertahan dan berkembang di dunia kerja maupun bisnis," kata Karlin saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (12/8/2020).
"Ke depannya semakin dituntut untuk mampu bekerja sama, tidak hanya dengan manusia tapi juga denga teknologi canggih."
"Jadi hentikan mengejar nilai bagus tanpa memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa," sambungnya.
Karlin Sempat Hubungi Mahasiswanya saat Tidak Aktif
Karlin mengungkapkan, mahasiswanya mencoba menyuapnya dengan uang karena tak ingin mengulang mata kuliah tahun depan.
Sementara, mahasiswa itu mendapat nilai E sehingga tidak lulus pada mata kuliah tersebut.
"Jika tidak lulus, memang harus mengulang," jelas Karlin.
Karlin menceritakan, mahasiswanya tersebut tidak lulus di sebuah mata kuliah karena tidak aktif mengikuti kuliah daring.
Ia mengatakan, dirinya bahkan pernah menghubungi mahasiswa tersebut untuk mengingatkan supaya mengikuti kuliah daring.
"Penyebabnya karena tidak aktif mengikuti perkuliahan, bahkan selama daring, kehadiran nol."
"Sudah saya japri (supaya) ikut daring juga tetap nggak ikut, hanya bilang 'iya'," bebernya.
Karlin mengaku, ia sudah mengusahakan supaya tidak ada mahasiswanya yang mendapat nilai E.
Oleh karena itu, sebelumnya pun Karlin berusaha menghubungi mahasiswa tersebut.
"Saya tidak ingin muncul nilai E untuk semua mahasiswa saya, makanya saya berusaha menghubungi," ungkapnya.
Karlin mengatakan, mahasiswa tersebut sempat tidak mengikuti sebuah ujian.
Ia lantas menghubungi lebih dulu untuk menyarankan mahasiswanya mengikuti ujian susulan.
"Saya hubungi untuk ikut UAS (Ujian Akhir Semester) susulan, akhirnya ikut," kata Karlin.
Namun, menurut Karlin, saat ia menginput nilai UAS mahasiswa tersebut, nilai sang mahasiswa tetap E.
Pasalnya, Karlin menyebutkan, sistem memang akan otomatis memberi nilai D atau E ketika ada item yang kosong.
"Saat saya input nilai, tetap saja yang muncul nilai E karena sistem otomatis akan memunculkan nilai sesuai inputan dosen."
"Jika ada item kosong, biasanya jadinya E atau D itu otomatis," jelasnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)