Program Penggerak Dinilai Mampu Dorong Percepatan Kemampuan Adaptasi Guru
Selama ini, transformasi pendidikan seringkali terhambat oleh perbedaan situasi dan kondisi sekolah.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program Organisasi Penggerak dan Program Guru Penggerak yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai akan mendorong percepatan kemampuan adaptasi para pendidik terhadap berbagai situasi sulit.
Satu di antara manfaat kedua program itu adalah percepatan adaptasi guru dan tenaga kependidikan dalam menjalankan kurikulum darurat saat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Monika Irayati, Inisiator Jaringan Pendidikan Alternatif dan Jaringan Pendidikan Anak Merdeka menjelaskan salah satu tantangan terbesar pendidikan Indonesia saat ini adalah perbedaan pemahaman dan kapasitas yang ada di masing-masing sekolah dan guru.
“Program Organisasi Penggerak dan Guru Penggerak merupakan hal yang sangat dibutuhkan agar transformasi menuju sistem pendidikan yang berpusat pada anak bisa terjadi,” kata Monika kepada wartawan, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Baca: BPIP Dorong Guru PPKn Sebagai Duta Penggerak Pancasila
Monika mengakui telah ada upaya Kemendikbud membantu sekolah, guru, dan orangtua di saat pandemi dengan memberikan pedoman pembelajaran jarak jauh dan opsi penyesuaian kurikulum.
Opsi yang disiapkan adalah mengikuti Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat sesuai pedoman Kemendikbud, dan Kurikulum Mandiri yang disusun sekolah.
Lepas dari berbagai tantangan yang ada, Monika menilai, kondisi pandemi akan mengakselerasi transformasi menuju Pendidikan yang Memerdekakan yang berorientasi kepada anak.
“Ini merupakan esensi dari perjuangan para pegiat pendidikan progresif,” kata dia.
Selama ini, transformasi pendidikan seringkali terhambat oleh perbedaan situasi dan kondisi sekolah.
Founder Erudio Indonesia ini menjelaskan para guru dan pendidik sebelumnya terbiasa mengikuti satu aturan dan satu perintah yang menyeragamkan.
Para guru terbiasa bekerja dengan petunjuk teknis sesuai arahan dari pusat. Padahal, di masa pandemi dengan situasi dan kondisi masing-masing berbeda penyeragaman tidak mungkin dilakukan.
Monika menjelaskan, dalam situasi saat ini yang terpenting adalah anak bisa belajar hal-hal yang lebih fundamental seperti belajar hidup, melakukan pekerjaan serta projek yang bermakna bagi kehidupan dia dan masyarakat sekitarnya. “Dalam implementasinya hal ini akan sangat menantang karena sekolah dan guru tidak terbiasa secara mandiri adaptif terhadap kebutuhan lingkungan maupun anak,” kata dia.
Program Organisasi Penggerak dan Guru Penggerak, kata Monika, diharapkan mampu mendorong pendidikan yang memerdekakan atau pendidikan modern yang sesuai kebutuhan saat ini.
Pendidikan yang ramah terhadap perbedaan dan kebutuhan belajar setiap anak serta bertujuan membuat anak menjadi pembelajar yang mandiri dan adaptif terhadap perubahan.