Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Sosok Muhammad Izzam Athaya, Bocah yang Pakai Baju Tidung di Uang Pecahan Rp 75 Ribu

Inilah Muhammad Izzam Athaya, sosok bocah yang memakai baju Tidung dalam uang desain uang rupiah khusus Rp 75 ribu.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Inilah Sosok Muhammad Izzam Athaya, Bocah yang Pakai Baju Tidung di Uang Pecahan Rp 75 Ribu
TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI-Twitter Fadjroel Rahman
Muhammad Izzam Athaya, sosok bocah yang memakai baju Tidung dalam uang desain uang rupiah khusus Rp 75 ribu itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Foto seorang bocah yang memakai pakaian adat di uang pecahan Rp 75 ribu, mendadak jadi sorotan.

Sebab, sejumlah netizen mengira, sosok tersebut memakai pakaian adat China.

Padahal faktanya, bocah itu memakai baju adat khas Suku Tidung yang berasal dari Kalimantan Utara.

Tak hanya itu, sosok bocah yang mengenakan busana adat tersebut juga membuat awam penasaran, siapa dia?

Adalah Muhammad Izzam Athaya, sosok bocah yang memakai baju Tidung dalam uang desain uang rupiah khusus Rp 75 ribu.

Baca: Mengenal Suku Tidung, Suku Asli di Kalimantan Utara di Pecahan Rp 75.000, Netizen Kira Adat China

Baca: Shopee Hapus Akun Seller yang Jual Uang Rupiah Edisi Khusus HUT RI hingga Puluhan Juta

Dikutip dari Tribun Kaltim, bocah 10 tahun itu setiap hari bersekolah di SDN 041 Tarakan, Kalimantan Utara.

Menurut penuturan sang ayah, Muhammad Hendra Maulana, keseharian Izzam seperti bocah SD kebanyakan yaitu belajar dan bermain.

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau jam sekolah dulu ya sekolah, tapi karena sekarang sudah online kadang-kadang ada jadwal sekolah di rumah sama wali kelasnya Ibu Astuti seminggu sekali, selanjutnya online," ujar Hendra, Selasa (18/8/2020).

Setelah selesai sekolah, Izzam lanjut belajar mengaji dengan ustaz atau bermain game di rumah.

Pertama Kali Pakai Baju Adat Tidung

Muhammad Izzam Athaya, anak tunggal dari Muhammad Hendra Maulana
Muhammad Izzam Athaya, anak tunggal dari Muhammad Hendra Maulana (TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI)

Rupanya, momen Izzam memakai pakaian adat suku Tidung adalah yang pertama kali terjadi.

Bahkan, Izzam belum pernah menggunakan pakaian adat mana pun.

"Dia belum pernah ikut karnaval menggunakan pakaian adat, jadi itu perdananya dia menggunakan pakaian adat," jelas Hendra.

Hendra juga bilang, anak tunggalnya mengaku senang memakai pakaian adat walau belum paham sepenuhnya.

"Kalau ketertarikan terhadap budaya, namanya anak kecil memang belum ngerti, tetapi kalau dipakaikan pakaian adat seperti yang kemarin itu, senang aja dia," tuturnya.

Namun di balik rasa senangnya bisa memakai baju adat, rupanya Izzam sempat ngambek saat menjalani proses pemotretan.

Sebab, ia merasa lelah ditambah mahkota yang dipakai Izzam cukup berat.

"Ya namanya anak-anak pasti di awal-awalnya senang, tapi habis itu karena kelamaan ya capek, kesal sendiri."

"Kemudian kostumnya lumayan berat, ada mahkotanya," ujar Hendra.

Sebagai orangtua, Hendra pun bangga anak satu-satunya itu masuk dalam gambar tema uang edisi khusus HUT ke-75 Kemerdekaan RI.

"Tentu saya sebagai orangtua, ada kebanggaan tersendiri anaknya bisa dikenal walaupun akhirnya viral berbeda tetapi tetap saja dikenal orang banyak," ungkapnya.

Baca: Mengenal Aditya Perpatih, Bocah 9 Tahun yang Fotonya Ada di Uang Baru Pecahan Rp 75 Ribu

Baca: Wajah Anak-anaknya Muncul di Pecahan Uang 75 Ribu, Ini Rasa Bangga Para Orang Tua Katanya Rahasia

Pengakuan Izzam

Muhammad Izzam Athaya, anak tunggal dari Muhammad Hendra Maulana
Muhammad Izzam Athaya, anak tunggal dari Muhammad Hendra Maulana (TRIBUNKALTIM.CO/RISNAWATI)

Hal senada juga disampaikan Izzam saat diwawancara oleh beberapa media.

Izzam mengaku tahu, foto dirinya memakai baju adat suku Tidung akan dicetak dalam uang pecahan Rp 75 ribu.

"Tahu," ujarnya singkat sambil tersenyum.

Izzam juga mengetahui pakaian yang dikenakannya adalah pakaian adat Tidung.

"(Adat) Tidung, iya senang (memakai pakaian adat tidung)" ungkap Izzam

Saat ditanya soal cita-cita, Izzam yang saat ini duduk di bangku kelas 4 SD ini belum menentukan cita-citanya.

Namun saat digiring ingin jadi presiden, bocah berhidung mancung ini pun tertawa kecil dan berkata iya.

Ia juga mengatakan teman-temannya belum ada yang bertanya padanya soal foto tersebut.

Bahkan dengan lugunya, ia pun menjawab pertanyaan mengenai adakah yang meminta selfie dengannya.

"Belum," jawab Izzam.

Namun jika memang ada yang meminta selfie, Izzam mengatakan akan merasa senang.

"Senang (diajak foto bersama, red)," kata dia.

Dapat Apreasiasi dari Jubir Presiden

Sejumlah pihak pun mengapreasi Izzam, salah satunya Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rahman.

Lewat cuitannya, Fadjroel Rahman menuliskan sosok Izzam.

Walau masih kecil, tapi wajahnya sudah terpampang di lembaran mata uang RI.

"Muhammad Izzam Athaya, masih duduk di bangku sekolah dasar, SD 041 Tarakan, Kalimantan Utara."

"Sekecil itu, wajahnya sudah terpampang di lembaran mata uang Republik Indonesia."

"Ia difoto mengenakan baju adat suku Tidung, Kaltara, nama suku keluarga besarnya ~ FR #RI75 #HUTRI75," tulis Fadjroel Rahman.

Tampilkan 9 Anak

Selain Izzam, masih ada delapan bocah lain yang foto wajahnya tercetak dalam uang edisi khusus HUT ke-75 RI itu.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Marlison Hakim mengatakan, ada 9 daerah yang diambil untuk desain rupiah khusus pecahan Rp 75 ribu.

Nah, pakaian adat dari sembilan daerah itu belum pernah diterbitkan sebelumnya dalam mata uang.

Sembilan daerah mewakili tiap 3 daerah di wilayah barat, tengah dan timur.

Dari barat, ada Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, dan Gorontalo.

Dari wilayah tengah disematkan baju adat asal Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Gorontalo.

Sementara yang dari timur ada NTT, Maluku, dan Papua.

"Kami tampilkan anak-anak asli dari daerah tersebut, yang ingin kita gambarkan adalah keanekaragaman dari sisi penduduk," katanya dikutip dari Kompas.com.

Adapun pemilihan pakaian adat telah melalui proses diskusi yang panjang.

Bank Indonesia telah melakukan koordinasi dan focus group discussion (FGD) dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah daerah setempat.

Koordinasi dilakukan sampai ke level kepala dinas pendidikan dan kebudayaan setempat, dan unit pelaksana teknis balai di daerah masing-masing.

"Contohnya di Kalimantan Utara dab Gorontalo, kita sampai koordinasi ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota tarakan dan UPT Balai Adat."

"Di Kalimantan Utara ada Balai Adat Tidung, dan di Gorontalo ada Balai adat Gorontalo kalau di gorontalo. Semua kita lakukan verifikasi dan digabungkan dalam desain," sebutnya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, TribunKaltim.co/Risnawati, Kompas.com/ Fika Nurul Ulya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas