Bantah Didanai Gatot Nurmantyo, PKS: Jika KAMI Ingin Dipercaya, Urusan Dana Harus Transparan
Mardani Ali Sera mengatakan KAMI harus transparan perihal urusan dana jika ingin besar dan dipercaya masyarakat.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani telah membantah tuduhan deklarasi pihaknya di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8), didanai oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Terkait hal itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan KAMI harus transparan perihal urusan dana jika ingin besar dan dipercaya masyarakat.
"Era sekarang memang akuntabilitas dan transparansi jadi syarat utama. Jika KAMI ingin besar dan dipercaya, urusan dana memang harus transparan," ujar Mardani, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (20/8/2020).
Mardani sendiri meyakini para deklarator KAMI tak akan menjual integritasnya.
Baca: KAMI : Tak Ada Uang Serupiah Pun dari Gatot dan Din Syamsuddin untuk Acara Deklarasi
Anggota Komisi II DPR RI tersebut pun mengajak KAMI untuk bersama-sama dengan PKS mengawal pemerintahan saat ini.
"Dan saya yakin Pak Din, Bro RG dan Pak Abdullah Hehamahua tidak akan menggadaikan integritasnya, apalagi menjualnya dengan harga murah. Ayo KAMI kita jaga bersama pemerintah dengan lugas dan tegas serta laporan keuangan yang jelas," kata Mardani.
Sebelumnya diberitakan, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) membantah tuduhan acara deklarasinya di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8/2020) dibiayai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani mengatakan, tuduhan deklarasi KAMI dibiayai oleh Gatot merupakan hal yang biasa, karena pihak yang bersangkutan tidak dapat membantah secara subtansi dan maklumat yang KAMI dengungkan.
"Mereka mencoba mencari kesalahan, salah satunya terkait dana. Perlu saya jelaskan, tidak ada satupun rupiah keluar dari uang Pak Gatot, dari Pak Din Syamsuddin, dan dari Pak Rochmat Wahab, karena mereka presedium," kata Yani saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Kamis (20/8/2020).
Menurut Yani, anggaran deklarasi KAMI berasal dari patungan para tokoh yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan tidak didominasi satu atau dua orang saja.
"Anggaran juga kecil, untuk sewa kursi, sewa tenda, sewa soundsistem, dan cetak buku maklumat. Di bawah Rp 50 juta dan kami bagi bersama," papar Yani.
Yani enggan menduga pihak yang menuduh deklarasi KAMI dibiayai oleh Gatot, tetapi serangan tuduhan tersebut memang kerap dilakukan dari pihak yang merasa ingin dekat dengan pemerintah.
"Ya kita enggak ngerti, apa orang-orang yang ada di sekitar, atau orang yang mau dekat istana, atau cari muka ke istana. Ya biasalah itu," ujar Yani.
Mantan Ketua PP Muhamadiyah Din Syamsuddin dan selaku Presidium KAMI mengatakan, KAMI adalah gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat, dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun tokoh yang tergabung dalam KAMI yaitu Refly Harun, Marwan Batubara, Gatot Nurmantyo, Rachmawati Soekarnoputri, Bachtiar Chamsyah, Rochmat Wahab.
Kemudian, Ahmad Yani, Ichsanudin Norsy, Said Didu, Habib Muhsin Alatas, Rocky Gerung, Laode Kamaluddin, MS Kaban, dan lain-lainnya.