Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Sangat Buruk di Masa Covid-19
"Tidak pernah terjadi sebelumnya, ini adalah yang terburuk sejak krisis 1997 atau terburuk sejak kita menjalani reformasi. Jadi kondisi ekonomi sangat
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat menilai kondisi ekonomi Indonesia menjadi sangat buruk selama pandemi Covid-19.
Demikian hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pad Minggu (23/8/2020).
"Tidak pernah terjadi sebelumnya, ini adalah yang terburuk sejak krisis 1997 atau terburuk sejak kita menjalani reformasi. Jadi kondisi ekonomi sangat buruk sekali," ujar Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, dalam Rilis Survei dan Refleksi Kemerdekaan: Kondisi Demokrasi Indonesia di Masa Covid-19, yang disiarkan langsung melalui Channel Youtube SMRC TV, Minggu (23/8/2020).
Baca: Presiden: Semangat Reformasi Relevan untuk Hadapi Krisis Akibat Pandemi Covid-19
Dia menjelaskan, sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi nasional pada masa Covid-19 adalah tertinggi sejak awal reformasi.
Sentimen negatif paling tinggi mencapai 92 persen, pada 12-16 Mei 2020.
Setelah itu perlahan menurun sampai 72 persen dalam survei akhir Juni lalu.
"Kemudian kembali meningkat sampai 82 persen di survei terakhir 12-15 Agustus 2020," paparnya.
Baca: Jokowi Ajak Kader PAN Bergerak Bersama Pemerintah Hadapi Krisis
Namun dari aspek lainnya yakni kondisi politik mendapat penilaian positif dari publik.
Masyarakat menilai kondisi politik nasional baik atau sangat baik di sekitar 39 persen.
Sementara masyarakat yang menilai buruk atau sangat buruk 21 persen, dan 32 persen yang menilai sedang saja.
"Kalau tadi dari sisi ekonomi sangat buruk sekali, tapi kalau dari sisi politik positif, lebih banyak yang menilai baik daripada yang tidak," paparnya.
Survei tersebut dilakukan kepada 2.202 responden yang terpilih secara random dengan margin of error 2,1 persen, yang dilakukan melalui wawancara telepon.
Survei lewat telepon yang tetap mempertimbangkan aspek metodologis secara seksama adalah cara yang paling mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan social distancing.
Sampel survei dengan telepon ini hanya untuk responden yang memikiki telepon atau cellphone, sebesar 71 persen dari populasi nasional.
Survei SMRC dilakukan 12-15 Agustus 2020.(*)