KSAD Dalami Penggunaan Senjata Api dalam Peristiwa Penyerangan Mapolsek Ciracas
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa sedang mendalami adanya penggunaan senjata api dan airsoft gun dalam kasus perusakan dan pembakaran Polsek Ciracas.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sedang mendalami adanya penggunaan senjata api dan airsoft gun dalam kasus perusakan dan pembakaran Polsek Ciracas.
Hal itu bermula dengan adanya laporan seorang korban yang mengaku terkena luka tembak kepada Komandan Kodim saat berada di tempat kejadian perkara (TKP).
"Nah hubungannya dengan menggunakan pistol, jadi Komandan Kodim di TKP itu didatangi, begitu terjadi didatangi salah satu korban. Korban itu menunjukkan 'Pak saya ditembak', ditunjukkan lukanya kepada Komandan Kodim," ujar Andika, di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2020).
Baca: KSAD: Pangkat Tertinggi Pelaku Perusakan Mapolsek Ciracas Sersan Mayor
Namun, luka yang ditunjukkan, kata Andika, bukan menyerupai luka dari senjata api.
Pihaknya pun belum bisa memastikan hal tersebut.
Karena itu, Andika mengatakan akan mengunjungi korban.
"Nah lukanya ini begitu dilihat bukan luka tembakan senjata api kira-kira. Kami belum pasti juga, kami akan datangi RS Polri di Kramat Jati. (korban) Yang juga salah satu media kena serpihan, nah serpihan itu dari peluru apa," ungkapnya.
Baca: KSAD Kepada Pelaku Perusakan Mapolsek Ciracas: Mau Mereka Ketipu atau Tidak, Salah Sendiri !
Hanya saja, Andika mengatakan berdasarkan penglihatan Komandan Kodim di lokasi saat itu, luka korban seperti berasal dari peluru airsoft gun.
"Tapi kalau dilihat secara kasar dengan mata oleh Komandan Kodim, lukanya itu kecil seperti peluru dari airsoft gun, bukan dari senjata api," imbuhnya.
Baca: KSAD Jenderal Andika Perkasa Minta Maaf Terkait Perusakan Polsek Ciracas
Lebih lanjut, dia memastikan pihaknya tak akan berhenti dalam melakukan penyelidikan untuk memastikan semua pihak yang terlibat dapat bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Kita tidak akan berhenti di sini. Itu kan baru salah satu, kita akan terus. Makanya kunci keberhasilan dari ini adalah dukungan dari warga masyarakat, dari prajurit angkatan darat yang lain atau dari siapapun, supaya mereka yang melakukan dan terlibat apapun perannya bisa kita bawa ke dalam proses hukum," katanya.
Sersan Mayor
Dalam kesempatan tersebut KSAD pun mengungkap para pelaku berasal dari anggota TNI dengan kesatuan dan pangkat yang berbeda-beda.