Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Andrew Forrets, Orang Terkaya Australia yang Bertemu Jokowi dan Luhut

Adanya kesepakatan RI-Australia memberikan secercah harapan meski tengah dilanda pandemi virus corona (Covid-19).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Profil Andrew Forrets, Orang Terkaya Australia yang Bertemu Jokowi dan Luhut
smh.com.au
Andrew Forrest. (foto: trevor collens) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi bertemu dengan pengusaha terkaya asal Australia Andrew Forrest kemarin.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan setelah pertemuan itu, pada hari ini dia juga melakukan penandatanganan kesepakatan awal (The letter of intent/LOI) dengan Andrew Forrest.

Kesepakatan tersebut adalah mengenai kelanjutan pembahasan rapat koordinasi sebelumnya terkait mengembangkan energi baru terbarukan untuk mendukung industri ramah lingkungan (green economy).

Menurut Luhut adanya kesepakatan RI-Australia memberikan secercah harapan meski tengah dilanda pandemi virus corona (Covid-19).

"Kolaborasi ini sangat penting dalam masa yang menantang ini dimana Covid-19 mendatangkan musibah bagi kesehatan secara global dan ekonomi. Dengan penandatanganan perjanjian letter of intent ada benih cahaya, lilin besar terang, bahwa kita masih memiliki masa depan yang lebih cerah," katanya secara virtual, Jumat (4/9/2020).

Baca: Peneliti Australia Sebut Jokowi Seperti Wali Kota di Istana Presiden

Sosok Andrew

Andrew Forrest bukan dari keluarga biasa. Keluarga Forrest kesohor sebagai keluarga berkuasa dan kaya di Australia Barat. Sejak dulu, dia mengenal pergaulan komunitas kelas atas.

Berita Rekomendasi

Seperti dikutip Forbes, buyutnya, yaitu John Forrest merupakan mantan Perdana Menteri pertama Australia Barat.

Kakek buyutnya juga memiliki lahan pertanian di Minderro Station dan berbisnis properti. Sayang, Minderro harus dijual karena utang.

Dengan latar belakang keluarganya, pria kelahiran 1961 ini mempelajari ilmu politik dan ekonomi sejak dini.

Meski menderita kelainan susah bicara, pria asal Perth ini berhasil menyabet gelar sarjana ganda, yakni ekonomi dan politik.

Forrest lulus dari University of Western Australia. Setelah lulus, ia langsung bekerja sebagai pialang perusahaan di Broking House Jacksons.

Pada usia 30 tahun, dia mendirikan Nickel Anaconda, tepatnya di 1991. Tiga tahun kemudian, dia mengganti nama perusahaanya menjadi Minara Resources.

Seperti diceritakan businessreviewaustalia, Forrest mengembangkan Minara menggarap kobalt selain nikel. Di tangan dia, Minara Resources, perusahaan ketiga terbesar penghasil dan menjadi 10 perusahaan terbesar nikel dunia.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas