Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenlu Selidiki Status dan Rekam Jejak 2 WNI yang Diduga Terlibat Ledakan Bom di Jolo

Pemerintah akan menelusuri rekam jejak dua WNI terduga pelaku bom bunuh diri selama ada di Indonesia.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kemenlu Selidiki Status dan Rekam Jejak 2 WNI yang Diduga Terlibat Ledakan Bom di Jolo
AFP/Nickee Butlangan
Bomb di Pulau Jolo, Filipina, pelaku diiduga wanita asal Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Status dua warga negara Indonesia (WNI) yang diduga terlibat dalam ledakan bom di Jolo, Filipina Selatan masih diselidiki Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI).

"Pemerintah Indonesia melalui perwakilan yang ada di Filipina, yakni KBRI Manila dan KJRI Davao telah berkoordinasi dengan pihak otoritas setempat untuk meminta informasi lebih detil," kata Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha di Jakarta, Jumat (5/9/2020).

Judha mengatakan Kemlu RI juga telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait di dalam negeri untuk melakukan penelusuran dan status kewarganegaraan keduanya.

Selain itu, pemerintah juga akan menelusuri rekam jejak dua WNI terduga selama ada di Indonesia.

"Saat ini otoritas Filipina masih melakukan penyelidikan mengenai peristiwa bom di Jolo untuk mengetahui dan mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab," katanya.

Sebelumnya diberitakan media lokal, ledakan bom di Jolo, Filipina pada 24 Agustus menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya.

Komandan militer regional Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan, ada lima tentara dan empat warga sipil yang tewas dalam serangan pertama di siang hari.

Berita Rekomendasi

Bom dipasang di sebuah sepeda motor dekat dua truk tentara yang tengah di parkir depan toko bahan makanan dan toko komputer.

Ledakan kedua terjadi tak jauh dari lokasi pertama, yang diduga menggunakan 'pengantin' perempuan sebagai penyerang bunuh diri.

Baca: Filipina Buru 2 Teroris WNI Kelompok Abu Sayyaf Terkait Bom di Kota Jolo

Insiden ini terjadi sejam setelah ledakan pertama dan menewaskan pelaku serta seorang tentara.

Sebelumnya, seorang pelaku pengeboman diduga sebagai perempuan Indonesia yang merupakan istri dari pelaku pengeboman di Jolo tahun sebelumnya.

Namun, menurut pihak Filipina, pelaku pengeboman sudah diidentifikasi sebagai warga negara mereka.

Akhir Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menegaskan pelaku bom bunuh diri di Jolo, Filipina bukan warga negara Indonesia (WNI).

Hal tersebut berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh Kemlu RI dari Kepala Komando Mindanao Barat atau Western Mindanao Command (Westmincom) Filipina.

"Pelaku bom bunuh diri adalah 2 orang wanita. Kedua pelaku menurut informasi tersebut diidentifikasi sebagai warga lokal," kata Menlu saat konferensi pers dengan media, Kamis (27/8/2020).

Informasi dari Westmincom, pelaku pertama diidentifikasi sebagai istri pelaku pembom bunuh diri di Jolo pada bulan Juni 2019 lalu.

Baca: Wanita Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina Bukan WNI, Menlu RI: Diidentifikasi Warga Lokal

Sedangkan pelaku kedua diidentifikasi sebagai istri dari seorang anggota Abu Sayyaf dan keduanya merupakan warga Filipina.

Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Manila dan KJRI Davao dikatakan Retno terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina dan memantau perkembangan peristiwa ini dengan seksama.

"Sesuai informasi yang kami terima sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dalam kedua peristiwa ledakan tersebut," kata Menlu saat itu.

Menlu mengatakan otoritas setempat masih terus melakukan investigasi dan identifikasi lebih lanjut.

Tentara Filipina mengevakuasi korban bom bunuh diri di Jolo.
Tentara Filipina mengevakuasi korban bom bunuh diri di Jolo. ((ABS-CBN))

"Kami akan terus lakukan koordinasi dengan mereka," katanya.

Direktur Institut Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, Rommel Banlaoi menduga Nanah adalah putri dari pasangan suami istri, pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang menyerang gereja Katedral Jolo pada Januari 2019.

"Salah satu perempuan, pembom bunuh diri yang kami curigai dapat melakukan serangan semacam itu adalah putri dari orang Indonesia yang bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri Katedral Jolo," kata Rommel Banlaoi, dilansir ABS-CBN News, Rabu (26/8/2020) lalu.

Baca: Mengenal Sosok Nanah, Perempuan Asal Indonesia Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina

Kepala Staf Angkatan Darat Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana sebelumnya mengatakan pelaku bom bunuh diri adalah dua perempuan yang merupakan militan ISIS di Filipina.

Dilansir dari media lokal ABS- CBN News, Cirilio Sobejana, mengatakan perempuan asal Indonesia itu adalah janda dari teroris Norman Lasuca, seorang warga negara Filipina yang meledakkan dirinya di Kota Indanan pada Juni 2019 dan menewaskan 6 orang.

"Satu lainnya adalah istri warga Filipina Abu Dalha, seorang subleader dari unit Abu Sayyaf," katanya.

Letjen Cirilito Sobejana, mengidentifikasi dua wanita itu dikenal sebagai Nanh (Nanah) dan Indah Nay.

Nanah adalah janda dari Norman Lasuca, warga Filipina pertama yang menjadi pelaku bom bunuh diri.

Indah Nay, istri pemimpin unit Abu Sayyaf, Talha Jumsah alias Abu Talha, mantan penghubung (ISIS).

Jauh sebelumnya, polisi Indonesia sudah mengungkap identitas dua WNI yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina Selatan, pada 27 Januari 2019.

Dua pelaku adalah Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh yang merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.

"Ternyata pelaku suicide bomber di Filipina adalah dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers, Selasa (23/7/2019) lalu. (tribun network/lrs/mal)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas