Pengamat Beberkan Untung Rugi Mulyadi-Mukhni Kembalikan Mandat ke PDIP pada Pilkada Sumbar
Menurut Karyono, keputusan itu merupakan keputusan yang sekadar dilandasi kepentingan politik jangka pendek.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menanggapi keputusan pasangan bakal calon gubernur Sumatera Barat Mulyadi-Ali Mukhni yang batal mengikutsertakan PDIP sebagai partai pengusung pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2020.
Menurut Karyono, keputusan itu merupakan keputusan yang sekadar dilandasi kepentingan politik jangka pendek.
"Nampak jelas, keputusan pasangan Mulyadi - Ali Mukhni mengembalikan mandat dukungan PDIP karena merasa kuatir pernyataan Puan memiliki dampak elektoral," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Senin (7/9/2020).
"Padahal, dengan mengembalikan mandat ke PDIP tidak serta merta membuat mereka memenangi pilkada yang akan digelar 9 Desember 2020 yang akan datang," tambahnya.
Baca: Paslon Mulyadi-Ali Mukhni Kembalikan Rekomendasi PDIP, Begini Komentar Syarief Hasan
Karyono pun merinci, bahwa faktor kemenangan dalam kontestasi pilkada tidak hanya diukur dari sebuah pernyataan.
Meskipun diakuinya, sebuah pernyataan memiliki dampak politik elektoral.
Tetapi, itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan kekalahan atau kemenangan. Kemenangan atau kekalahan dalam kontestasi politik elektoral disebabkan oleh banyak variabel.
Namun, wajar saja jika Mulyadi - Mukhni menghitung dampak resiko dari pernyataan Puan.
"Tetapi disaat yang sama perlu dihitung resiko timbal baliknya. Dengan mengembalikan mandat ke PDIP mereka berharap menambah dukungan dari pemilih atau minimal pendukungnya tidak migrasi ke paslon lain," jelas Karyono.
Lebih lanjut, Karyono mengatakan, di waktu yang sama pasangan Mulyadi - Mukhni juga berpotensi kehilangan dukungan, setidaknya dari basis pemilih PDIP. Semua keputusan ada resikonya.
Pertanyaannya kemudian, apakah dengan mengembalikan mandat ke PDIP lebih menguntungkan atau merugikan secara politik. Hal ini perlu dipetakan secara presisi.
Untuk mengetahui peta pergeseran pemilih memerlukan data riset yang menguji seberapa besar pengaruh pernyataan Puan terhadap perubahan pilihan.
"Tingkat dukungan Mulyadi-Mukhni bisa bertambah, bisa konstan atau sebaliknya malah menurun. Namun Mulyadi - Mukhni sudah terlanjur membuat keputusan hanya berdasarkan asumsi, tinggal tunggu hasilnya nanti," ucap Karyono.
Terlepas dari pertimbangan politis, sikap mengembalikan mandat dukungan di tengah kesusahan PDIP diserang merupakan sikap kurang etis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.