Karyono Wibowo : Partai Baru Bentukan Amien Rais Sulit Berkembang Lebih Besar
Partai baru yang didirikan Amien akan berebut ceruk pemilih islam dan bersaing dengan partai berhaluan islam lainnya
Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyoroti soal Amien Rais yang bakal mendirikan partai baru yang bakal menjadi oposisi baru di pemerinthan Jokowi. Adapun partai baru Amien akan bercorak dan berasaskan islam.
Karyono memahami nampaknya Amien sengaja mengambil posisi diametral dan non kompromis dengan pemerintahan Jokowi, sebagai salah satu pembeda.
Sikap politik dan pemikiran Amien berpotensi akan mendominasi gerak partai tersebut.
"Sehingga Ibarat kapal ke mana akan berlabuh, akan tergantung kepada nahkodanya, yaitu Amien Rais," kata Karyono dalam pesan yang diterima Tribunnews, Jumat (11/9/2020).
Namun, menggantungkan kepada sosok Amien Rais, menurut Karyono, ada plus minusnya.
"Plusnya mungkin masih bisa menampung suara yang kecewa dengan PAN pimpinan Zulkifli Hasan dan sebagian suara yang tidak puas dengan pemerintahan dan keadaan saat ini, sedangkan minusnya adalah menurunnya pamor Amien Rais dan meningkatnya sentimen negatif terhadap sosok yang menjadi salah satu lokomotif reformasi tersebut," artinya.
Baca: Ditanya Soal Kepengurusan DPP Partai Gerindra, Begini Jawaban Dasco
Baca: Legislator PKB: Rencana Kolaborasi BUMN-NU dalam Percepatan PEN dan Covid-19 Langkah Tepat
Baca: Mobil Van Ini Dikendarai Secara Terbalik dan Berjalan Mundur, Lihat yang Terjadi di Dalamnya
Lebih lanjut, partai baru yang didirikan Amien akan berebut ceruk pemilih islam dan bersaing dengan partai berhaluan islam lainnya.
"Dengan posisi seperti itu, partai baru bentukan Amien sulit untuk berkembang lebih besar. Mungkin Amien berharap dapat merebut suara dari basis Muhammadiyah secara signifikan dan berharap dukungan dari golongan umat islam lainnya," ujarnya
Namun, hal tersebut dilihat Karyono tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, basis pemilih Muhammadiyah menyebar ke sejumlah partai.
"Sebagian preferensi pemilih Muhammadiyah menyalurkan aspirasinya ke PAN, sebagian lagi ke partai lain dimana sejumlah partai juga mengakomodir tokoh-tokoh Muhammadiyah yang tentu saja dapat menyedot suara Muhammadiyah," katanya.
Pun demikian umat islam yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (kalangan nahdliyin), Persis, LDII dan lain-lain, dikatakan Karyono, telah menjadi rebutan sejumlah partai, tidak hanya partai islam tapi juga partai nasionalis.
"Oleh karenanya, partai baru besutan Amien Rais harus bekerja keras untuk merebut ceruk pemilih yang sudah "terkavling" itu. Salah satunya, perlu membuat diferensiasi yang membedakan dari yang lain. Jika gagal membangun deferensiasi yang dapat menarik simpati, maka sulit bagi Amien Rais dan koleganya meloloskan partainya ke senayan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.