Gerbang Tani Desak Pemerintah Pertimbangkan Rencana Kenaikan Cukai Rokok
Saat ini petani tembakau menghadapi masalah menurunnya pendapatan, risiko iklim dan kurangnya teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
![Gerbang Tani Desak Pemerintah Pertimbangkan Rencana Kenaikan Cukai Rokok](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ngobrol-bareng-petani-tembakau-ber.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Pemerintah diminta untuk fokus pada kebijakan yang kondusif bagi petani tembakau dan industri hasil tembakau (IHT).
Sekjen Gerbang Tani, Billy Aries mengatakan, langkah menaikkan cukai secara serampangan akan mengakibatkan kehancuran bagi petani tembakau.
Karena itu, pihaknya mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan ulang rencana kenaikan cukai rokok.
Menurutnya, saat ini kondisi petani tembakau di Indonesia mengalami tiga tantangan utama.
Yakni, menurunnya pendapatan, risiko iklim yang tidak bisa dihindari, dan kurangnya teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas.
Baca: Kebijakan Cukai 2021 Menentukan Nasib Industri Hasil Tembakau
"Kurangnya teknologi modern pada perkebunan tembakau yang biasanya berukuran kurang dari 2 hektare, berdampak pada sangat rendahnya level produktivitas di Indonesia," ujar Billy dalam acara Ngobrol Bareng Petani Tembakau bertajuk Dampak Regulasi Cukai Terhadap Penyerapan Panen Tembakau di Omah Kebun, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (13/9/2020).
Billy mengatakan, petani tembakau membutuhkan dukungan teknis.
Kemampuan dan teknologi yang mereka gunakan akan memberdayakan para petani untuk menanam tembakau yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui atau untuk mengekstraksi nikotin untuk produk rokok elektrik, alih-alih untuk rokok konvensional.
"Kenaikan cukai berdampak langsung ke petani tembakau. Faktor pemulihan ekonomi akibat Covid-19 perlu menjadi dasar kebijakan cukai. Pemerintah jangan membuat kebijakan cukai yang makin memperparah situasi industri," tuturnya.
Billy mengatakan, diperlukan adanya roadmap IHT dan sebelum rampung, pemerintah jangan mengeluarkan kebijakan baru.
Baca: Bea Cukai Dukung Peningkatan Ekonomi Kecil dan Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi
"Pembuatan Roadmap IHT juga harus melibatkan semua pemangku kepentingan," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Gerbang Tani Idham Arsyad mengatakan, saat ini Indonesia memproduksi 152.319 ton daun tembakau pada 2017, dan menjadi produsen daun tembakau terbesar ke-6 di dunia setelah China, Brasil, India, Amerika Serikat (AS), dan Zimbabwe pada 2019.
China memiliki hasil panen tertinggi dengan jumlah 2.392.000 ton pada 2017, sementara AS memiliki tingkat produktivitas tertinggi.