Menteri Agama: Jangan Terjadi Lagi, Insiden Penyerangan Terhadap Tokoh Agama
Menteri Agama Fachrul Razi mengecam aksi penyerangan terhadap ulama Syekh Ali Jaber yang terjadi di Lampung, pada Minggu (13/9/2020).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi berharap tidak ada lagi serangan yang menimpa tokoh agama.
Pihaknya mengecam aksi penyerangan terhadap ulama Syekh Ali Jaber yang terjadi di Lampung, pada Minggu (13/9/2020).
"Karenanya saya sangat mengecam kejadian penyerangan dan pembunuhan terhadap ulama ini. Semoga ini yang terakhir kalinya terjadi. Saya percaya penegak hukum bisa tuntas mengusut dan menindak pelakunya, sesuai ketentuan yang berlaku" kata Fachrul melalui keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).
Dalam beberapa hari terakhir, terjadi dua serangan terhadap tokoh agama. Selain kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber, serangan lainnya juga dilakukan kepada seorang imam ketika shalat Subuh di sebuah masjid di Tanjung Rancing, Kayu Agung, Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan.
Baca: Luka Tusuk Sedalam 4 Cm, Syekh Ali Jabber Dapat Enam Jahitan di Lengan
Fachrul mengutuk serangan-serangan yang dialamatkan kepada ulama ini.
"Dalam Islam, ulama adalah pewaris para nabi. Merekalah yang mendapat amanah menyampaikan pesan-pesan ilahi dan kemanusiaan di muka bumi, membunuhnya adalah sebuah kejahatan ganda," ucap Fachrul.
Baca: Pelaku Penikaman Syekh Ali Jaber Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Fachrul menyontohkan kisah Usamah bin Zaid, seorang penglima perang termuda yang pernah membunuh lawannya dalam sebuah perang. Usai perang, Usamah bercerita kepada Rasulullah bahwa dalam perang ia berhadapan dengan seorang laki-laki bernama Mirdas bin Nahik.
Saat Usamah berhasil memojokkan dan hendak menghabisinya, Mirdas mengucapkan syahadat. Tapi Usamah tetap saja menusuk dan membunuhnya.
Fachrul melanjutkan, mendengar cerita sahabatnya itu, Rasul menegur, "Bagaimana bisa engkau membunuh orang yang sudah mengucap kalimat syahadat?"
Rasul menegur Usamah yang tetap membunuh laki-laki itu, padahal dia telah mengucapkan syahadat, karena seorang Muslim sesungguhnya tidak berhak menilai isi hati dan kebenaran keislaman seseorang.
Menurut Fachrul kisah Usamah bin Zaid itu untuk mengingatkan bahwa agama tidak mengajarkan untuk menyakiti, apalagi membunuh sesama.
"Dalam pesan terakhirnya ketika haji wada’, Rasulullah tegas berpesan bahwa haram bagi setiap insan untuk menumpahkan darah saudaranya. Ini adalah pesan kemanusiaan tertinggi dalam Islam," pungkas Fachrul.