Klaster Keluarga Meningkat, Epidemiolog Sebut Isolasi Mandiri Tak Efektif Putus Penularan Covid-19
Sebaiknya, masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta meminimalisir kegiatan di luar rumah.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pakar pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono menyoroti klaster keluarga yang kini memicu lonjakan kasus positif Covid-19.
Ia mempertanyakan efektifitas isolasi mandiri tanpa ada pengawasan yang ketat.
Hal itu Pandu ungkapkan sehubungan dengan kasus keluarga hakim Pengadilan Negeri Surabaya, di mana istrinya meninggal di Semarang setelah terpapar Covid-19, sementara empat anak mereka masih menjalani isolasi.
Baca: Abai Terapkan Protokol Kesehatan, Indonesia Diprediksi Jadi Epicentrum Covid-19 Dunia
"Kini pola pandemi didominasi Klaster Rumah Tangga (RT) terjadi di seluruh wilayah. BISA Terjadi karena ADA PEMBIARAN oleh kebijakan ISOLASI MANDIRI. SUDAH diingatkan isolasi mandiri tak mungkin diterapkan untuk putus penularan," ujarnya dikutip melalui akun twitternya @drpriono1 Jumat (18/9/2020).
Lanjutnya, ia mengingatkan saat ini di Indonesia zona penularan Covid-19 makin tak terkendali.
Untuk itu ia meminta agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta meminimalisir kegiatan di luar rumah.
"Ayo tinggal di rumah saja, selama MASA PENGETATAN dalam PSBB di mana pun anda berada. Indonesia itu zona merah, artinya kita harus sangat WASPADA dan selalu pakai masker & 3M yg benar bila beraktivitas atau berinteraksi dg orang lain. Sesungguhnya, tak ada zona hijau di Indonesia," tulisnya lagi.
Sebelumnya, pada bulan Maret lalu Kementerian Kesehatan RI menerbitkan panduan melakukan isolasi mandiri yang dikutip dari website Kemenkes RI.
Berikut panduannya :
1. Selalu memakai masker kemanapun anda berada, walaupun di rumah sekalipun. Setelah itu, segera buang masker jika sudah selesai digunakan. Usahakan gunaan masker yang benar-benar aman bagi kesehatan dan selalu ganti masker setiap hari.
2. Tetaplah di rumah jika sedang sakit dan mengalami gejala demam, flu, ataupun batuk. Jangan pergi ke tempat-tempat umum untuk mencegah penularan virus ke masyarakat.
3. Jika anda ingin berkonsultasi terkait kondisi anda saat ini, hubungi tenaga medis melalui portal informasi online atau telemedicine. Ceritakan secara detail kondisi atau gejala yang anda rasakan, dan daerah mana saja yang pernah anda kunjungi.
4. Gunakan kamar yang terpisah dari anggota keluarga lain ketika di rumah. Usahakan melakukan berbagai pekerjaan anda di rumah. selain itu, selalu jaga jarak sejauh 1 meter dari anggota keluarga lain.
5. Lakukan pengecekan suhu badan harian. Selalu pantau juga kondisi batuk dan sesak nafas yang kira-kira anda alami. Jangan gunakan peralatan yang sama dengan anggota keluarga lain.
6. Selalu terapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), konsumsi makanan bergizi, dan selalu rutin cuci tangan menggunakan sabun melalui 6 langkah selama 20 detik.
7. Jaga kebersihan interior rumah dengan cairan disinfektan. Selain itu, berjemurlah di bawah sinar matahari selama kurang lebih 15 hingga 30 menit setiap harinya.
8. Hubungi segera tindakan medis untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika sakit semakin parah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.