Ini 3 Poin Penting yang Disampaikan Jokowi dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB
Jokowi menyerukan tiga hal penting dalam pidatonya pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan tiga hal penting dalam pidatonya pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pidato tersebut disampaikan secara virtual seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/9/2020).
Pertama, Jokowi menyerukan agar PBB senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi.
Menurutnya, PBB harus dapat membuktikan, multilateralisme menghasilkan, termasuk pada saat terjadinya krisis.
Baca: Politikus Demokrat Sebut RI Masuk Resesi Akibat Jokowi Salah Ambil Kebijakan
Baca: Naskah Lengkap Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB
Baca: Video dan Naskah Lengkap Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB, Singgung Soal Perpecahan
"PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global."
"Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman," katanya dikutip dari setneg.go.id.
"PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus."
"Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan," imbuhnya.
Kedua, Jokowi mendorong agar kepemimpinan global kolektif harus diperkuat.
Dalam hubungan antarnegara dan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
Namun, Presiden Jokowi mengingatkan, semua negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
"Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik," ujarnya.
Ketiga, mantan Wali Kota Solo ini mendorong agar kerja sama dalam penanganan Covid-19 diperkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.
Menurutnya, vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi.
"Kita harus bekerja sama untuk memastikan, semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau."
"Untuk jangka yang lebih panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," paparnya.
Baca: Pesan Jokowi pada Sidang Umum PBB di Masa Pandemi, Minta Semua Negara Dapat Akses Setara soal Vaksin
Baca: Singgung Dampak Covid-19 di Sidang Umum PBB, Jokowi : No One is Safe Until Everyone Is
Baca: Pertama Kali Pidato di Sidang Umum PBB, Jokowi Pakai Bahasa Indonesia
Dari sisi ekonomi, Jokowi memandang, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini.
Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia.
"Dunia yang sehat, dunia yang produktif harus menjadi prioritas kita."
"Semua itu dapat tercapai jika kita semua bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama."
"Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)