Pandemi Covid-19 Dinilai Bisa Goyahkan Ketahanan Nasional, Gubernur Lemhanas: Belum Tentu Terjadi
"Itu kan kekhawatiran, belum tentu benar (terjadi)," katanya singkat saat wawancara eksklusif bersama Tribunnews.com di kantornya, Jakarta.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menanggapi isu yang menyebut pandemi Covid-19 dapat menimbulkan krisis ekonomi yang bisa mencabik-cabik ketahanan nasional Republik Indonesia.
Bagi pria asal Surakarta itu, isu demikian masih sekadar kekhawatiran yang belum tentu terjadi.
"Itu kan kekhawatiran, belum tentu benar (terjadi)," katanya singkat saat wawancara eksklusif bersama Tribunnews.com di kantornya, Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Baca: Bagaimana Menjaga Ketahanan Nasional di Tengah Pandemi? Ini Penjelasan Lemhanas
Baca: Ketua DPR: Ketahanan Nasional di Sektor Kesehatan Perlu Ditingkatkan
Agus menjelaskan, negara Indonesia dibangun menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis.
Melalui sistem itu Pemerintah menyediakan prosedur, mekanisme, dan struktur tentang bagaimana mengelola negara.
"Mulai dari kedaulatan yang dimiliki oleh rakyat sampai mewakilkan kepada wakilnya yang dia pilih dalam Pemilu dan Pilkada itu dijalankan. Itu juga tidak memuaskan semua. Banyak yang berbeda pendapat. Banyak yang tidak puas. Ada saluran untuk menyampaikan saran-saran itu," ujar dia.
Dengan adanya sistem pemerintahan, Agus optimistis bangsa Indonesia tidak berada dalam hampa terkait penanganan situasi pandemi Covid-19 saat ini.
"Hitam-putih, sukses-gagal, terjadi-tidak terjadi, maka oleh karena itu yang penting menjadi warga negara yang baik," ungkapnya.
Baca: 5 Lokasi Ini Menjadi Tempat Paling Berisiko Sumber Penularan Covid-19, Perlu Berhati-hati
Baca: Pengamat: Indonesia Belum Laksanakan Prinsip Responsif dan Efektif dalam Atasi Pandemi Covid-19
Lebih lanjut, Agus mengajak masyarakat mematuhi peraturan perundang-undangan yang ditetapkan Pemerintah di tengah situasi Covid-19 saat ini.
Undang-Undang, konstitusi, dan peraturan, lanjut Agus, pada hakekatnya merupakan buah dari kesepakatan kita bersama sebagai warga negara.
"Tentang bagaimana kita harus hidup di tengah-tengah saudara sebangsa yang Bhinneka. Sistem ini dinamis dan memberikan kita saluran-saluran untuk memberikan kontribusi," tutur dia.
"Masa sih kita sebagai bangsa Indonesia tidak punya akal untuk mengatasi itu semua?" Tanya Agus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.