Pelaku Sejarah G30S PKI, Sintong Panjaitan: Sudah Kapok Itu Komunis di Indonesia
Saksi hidup sekaligus pelaku sejarah saat peristiwa G 30S/PKI Letnan Jenderal TNI Sintong Panjaitan menyebut jika komunis sudah tak ada di Indonesia.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Letnan Jenderal TNI Sintong Panjaitan menyebut jika komunis sudah tidak ada di Indonesia.
"Perlu diluruskan mengenai komunis, jadi komunis itu sebetulnya menurut pendapat saya, udah kapok itu Komunis di Indonesia, nggak ada komunis di Indonesia," kata Sintong Panjaitan saat berbicara dalam Podcast di kanal YouTube Puspen TNI.
Sintong Panjaitan sendiri merupakan seorang saksi hidup sekaligus pelaku sejarah saat terjadinya peristiwa G 30S/PKI.
Kala itu ia masih menjadi perwira muda RPKAD (kini Kopassus) saat mengemban tugas penting sesaat setelah peristiwa itu terjadi.
Dari pengalamannya menumpas PKI di masa itu, Sintong berpendapat jika PKI sudah kapok dan tidak ada lagi Komunis di Indonesia.
"Sekarang saya mau tanya, tunjukkanlah 20 komunis Indonesia ini, saya kasih seminggu, yang betul-betul mereka komunis, supaya kita jelas, jangan membuat sesuatu yang tidak ada," kata dia.
Baca: Pemerintah Harus Pastikan Kebenaran Peristiwa G 30 S/PKI
Baca: Moeldoko Sebut Ancaman Kebangkitan PKI Kental dengan Ambisi Pribadi
Baca: Kesaksian Sintong Panjaitan Lihat Detik-detik Anggota TNI Marah Gagal Jadi Kopassus, Simak Endingnya
Menurut Sintong, orang yang mempelajari tentang liberal bukan berarti orang tersebut berpaham liberalisme.
Pun demikian, orang yang mempelajari Komunis bukan berarti dia memiliki paham Komunisme.
"Sebetulnya masalah komunis itu ada dua macam, komunis sebagai ideologis, tapi anak-anak muda ini kan dia belajar mengenai liberalisme komunisme," kata Jenderal lulusan Akmil 1963 itu.
"Apakah dengan belajar liberaslisme ini jadi liberal, apakah belajar komunisme jadi komunis, tidak bisa, ada juga orang yang beragama kristen mempelajari agama islam, ada islam mempelajari kristen, itu untuk pengetahuan, tapi untuk anutan mereka beragama tertentu, beragama Budha tapi mereka mempelajari Islam bukan berarti Islam dia, jadi sama saja, kalau kita mempelajari komunis belum tentu komunis," sambungnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia saat ini tidak perlu meributkan hal yang sebenarnya tidak ada.
"Jadi sebetulnya tidak perlu saya rasa republik Indonesia ini bertengkar dengan sesuatu yang tidak ada," kata Sintong yang kini berusia 80 tahun.
"Jadi dengan demikian saya rasa kita menghormati pendapat orang, tapi janganlah untuk disebarkan seolah-olah komunis itu di Indonesia itu sudah bergerak, tidak ada komunis di Indonesia," jelasnya.
Baca: Penjelasan BIN Soal Isu Kebangkitan PKI, Sebut Muncul Setiap Tahun: Faktanya Tidak Kita Temukan
Baca: Film G30S/PKI 98 Persen Akurat, Putra Jenderal Ahmad Yani Sebut Cuma Bagian Ini yang Tak Sesuai
Ia pun berpesan kepada generasi saat ini, agar lebih bersikap pancasila dan bangga dengan ideologi Pancasila tersebut.
"Perlu kau ketahui kamu mempunyai ideologi Pancasila yang terbaik di dunia, kau dalami Pancasila itu maka setiap orang yang berbeda pendapat berbeda apapun disitu ada tempatnya," pesannya.
"Dari segi agama juga, engkau beragama apapun juga kau harus membela Pancasila karena agamau itu tidak dilarang Pancasila, yang dilarang agamamu itu melawan agama orang lain," tambahnya,
"Mudah-mudahan republik ini menjadi negara yang bagus, negara yang toleran dan negara yang aman tentram," harapnya.
(Tribunnews.com/Tio)