Kemunculan Ryamizard dan Pesan Agum Gumelar kepada Gatot Nurmantyo Cs
Dalam kesempatan itu, Ryamizard menyoroti bobroknya moralitas anak muda Indonesia yang dinilai cukup memperhatinkan.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu muncul di depan publik saat bersama tokoh dan ulama menggelar doa bersama di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Acara ini dihadiri Wasekjen MUI Ustadz Zaitun Rasmin, Budayawan Ridwan Saidi, Perwakilan PA 212, Muzakir Manaf dari Aceh, Muh. Asdar dari Sulawesi Selatan, politisi PKS Mardani Ali Sera, Adhie Massardi, KH. Abah Roudh Bahar, Ustadz Haikal Hassan bersama Sekretaris Jenderal Forum Rekat Indonesia, Fristian Griec dan tokoh-tokoh lainnya.
"Jadi kita semua ini berharap untuk negara ini degan doa, doa ini akan diterima dan insa Allah kita yang hadir di sini orang yang relatif bersih, Insya Allah doa kita bisa diterima. Insya Allah Tuhan akan memberikan jalan yang lurus kepada bangsa dan negara ini," kata Ryamizard dalam diskusi Rekat bertajuk 'Doa dan Harapan Untuk Negeri' di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Baca: Manuver Politik Gatot Nurmantyo dan Calon Presiden 2024
Baca: Agum Gumelar Kritik Aksi Ziarah di TMP: Jangan Mudah Meneriakkan Komando di Tempat yang Tidak Tepat
Acara ini diadakan Ketua Forum Rekat Anak Bangsa, Eka Gumilar.
Dia mengatakan diskusi Doa dan Harapan Untuk Negeri ini terselenggara karena semangat dan kepedulian Ryamizard terhadap kondisi negara ini.
Kritik Agum Gumelar
Sementara itu, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar juga muncul di depan publik.
Dia angkat bicara sekaligus mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap sejumlah purnawirawan TNI saat berziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Kamis (1/10/2020) lalu.
Menurutnya, para purnawirawan tersebut terlihat sangat memaksa untuk masuk dan melakukan deklarasi di halaman TMP Kalibata itu.
Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Warakawuri TNI-Polri (PEPABRI) menyatakan, tidak seharusnya purnawirawan TNI bersikap memaksa seperti itu.
"Terus terang saja saya merasa prihatin dan bahkan kesal melihat kejadian itu. Terutama untuk mereka yang kemarin mengenakan baret merah dengan gagah perkasa. Saya ini mantan Danjen Kopassus," kata Agum dalam wawancaranya di Kompas TV, Jumat (2/10/2020).
"Seharusnya mereka itu menjadi prajurit baret merah yang dicintai dan mencintai rakyat. Ini malah kejar-kejaran dengan mahasiswa. Apa itu," ungkap Agum menyatakan kekecewaannya.
"Jadi cara-cara seperti kemarin itu, mohon maaf ya, sebagai prajurit Baret Merah, saya sebagai mantan Danjen saya ingin koreksi, tidak seperti itu. Jangan terlalu murah meneriakkan Komando di tempat-tempat yang tidak tepat," katanya.
Ia juga menyoroti sikap sejumlah purnawirawan berpangkat tinggi yang terlibat debat dengan petugas di lapangan.