Dua Adik Ipar Nurhadi Dicecar KPK Soal Alur Pengurusan Perkara
Penyidik KPK berusaha mengonfirmasi alur pengurusan perkara yang dilakukan Hiendra melalui menantu Nurhadi, Rezky Herbiyono, sebagai perantara.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa advokat Rahmat Santoso dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait perkara di Mahkamah Agung (MA) tahun 2011-2016, Senin (5/10/2020).
Rahmat yang merupakan adik ipar mantan Sekretaris MA Nurhadi diperiksa untuk tersangka Hiendra Soenjoto, Direktur Utama PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT).
Lewat Rahmat, tim penyidik berusaha mengonfirmasi alur pengurusan perkara yang dilakukan Hiendra melalui menantu Nurhadi, Rezky Herbiyono, sebagai perantara.
"Penyidik mengkonfirmasi terkait dengan dugaan pengurusan perkara yang aktif dilakukan oleh tersangka HS melalui perantaraan RHE yang nantinya akan diteruskan kepada NHD," ujar Plt Juru Bicara Penindakan KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (6/10/2020).
Baca: Anggota Dewan Pengawas KPK Syamsuddin Haris Sembuh dari Covid-19
Dalam kasusnya, mantan Sekretaris MA Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono diduga kuat telah menerima sejumlah uang berupa cek dari Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto.
Rincian suap yang diberikan berupa sembilan lembar cek dengan total Rp46 miliar.
Suap ditujukan agar Nurhadi menangani dua perkara yang melibatkan perusahaan Hiendra di MA.
Adapun perkara yang ditangani pertama berasal dari kasus perdata PT MIT melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) atau PT KBN dan perkara perdata saham di PT MIT.
Baca: KPK Ingatkan MA Soal Perma Pemidanaan Imbas Masih Ada 38 Koruptor yang Ajukan PK
Dalam penanganan perkara itu, Hiendra diduga meminta memuluskan penanganan perkara Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Kasasi Nomor: 2570 K/Pdt/2012 antara PT MIT dan PT KBN.
Kedua, pelaksanaan eksekusi lahan PT MIT di lokasi milik PT KBN oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara agar dapat ditangguhkan.
Selain itu, Nurhadi juga diminta Hiendra untuk menangani perkara sengketa saham PT MIT yang diajukan dengan Azhar Umar.
Hiendra diduga telah memberikan uang sebesar Rp33,1 miliar kepada Nurhadi melalui Rezky.
Baca: MAKI Sodorkan Temuan Gratifikasi 100.000 Dolar SIN di kasus Djoko Tjandra, Begini Reaksi KPK
Penyerahan uang itu dilakukan secara bertahap dengan total 45 kali transaksi.
Beberapa transaksi juga dikirimkan Hiendra ke rekening staf Rezky.