Warga Sipil Korban Penembakan KKSB di Nduga Papua Meninggal Dunia
Ia menegaskan kematian Yulius menambah panjang korban masyarakat sipil akibat kekejaman KKSB.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa megatakan warga sipil korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) (Yulius Wetipo (34) di Kenyam Nduga, Papua kemarin Selasa (6/10/2020), meninggal dunia di Rumah Sakit Charitas Timika Papua.
Suristawa mengungkapkan Yulius meninggal Rabu (7/10/2020) pagi ini.
Ia menegaskan kematian Yulius menambah panjang korban masyarakat sipil akibat kekejaman KKSB.
“Saat ini mereka secara terorganisir melakukan serangan brutal dimana-mana terhadap aparat dan warga masyarakat guna mencari perhatian dan mendapatkan bahan pembuatan berita bohong yang menyudutkan Pemerintah, TNI, dan Polri,” kata Suriastawa dalam keterangannya pada Rabu (7/10/2020).
Sebelumnya Suriastawa mengungkapkan telah terjadi penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di dua lokasi berbeda di Papua dan dalam waktu berbeda juga.
Baca: KKSB Serang Pos TNI di Nduga, Seorang Warga Tertembak Diduga oleh Kelompok Egianus Kogoya
Suriastawa mengungkapkan setelah Senin (5/10/2020) kemarin sore KKSB menembaki Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya, pada Selasa (6/10/2020) mereka kembali menembaki Pos TNI di Pasar Baru Kenyam Kabupaten Nduga.
Akibat aksi KKSB tersebut, seorang warga yang merupakan karyawan PT Dolarosa bernama Yulius Wetipo (34) tertembak di pinggang kiri tembus ke punggung kanan pada pukul 07.14 WIT.
"Personel TNI di pos Pasar Baru Kenyam tidak ada yang membalas tembakan sehingga dipastikan bahwa saudara Yulius terkena tembakan kelompok KKSB yang diperkirakan kelompok Egianus Kogoya," kata Suriastawa dalam keterangannya pada Selasa (6/10/2020).
Meski Suriastawa mengungkapkan tidak ada korban dalam serangan KKSB di Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya kemarin, namun menurutnya kejadian itu menegaskan KKSB tidak mempedulikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang baru dibentuk pemerintah.
"Kejadian ini menegaskan bagaimana KKSB yang tidak mempedulikan Tim Gabungan Pencari Fakta bentukan pemerintah yang sedang bekerja," kata Suriastawa.
Suriastawa juga mengungkapkan kronologi kejadian penembakan di Nduga.
Pada saat itu, kata Suriastawa, pos TNI di Pasar Baru Kenyam sedang mendapat gangguan tembakan dari KKSB sebanyak tiga kali dari arah sungai depan kamp PT Dolarosa.
Di saat yang sama melintas sebuah motor yang dikendarai oleh Yulius menuju ke kamp PT Dolarosa untuk bekerja.
Saat melintas pos, meski Yulius sudah diingatkan untuk berbalik arah karena sedang ada gangguan tembakan dari KKSB namun ia tetap melanjutkan perjalanan.
Ketika gangguan tembakan KKSB terjadi lagi sebanyak lima kali, kata Suriastawa, Yulius baru berbalik arah dan kemudian terkena tembakan dan terjatuh.
Danpos TNI yang ada di Pasar Baru Kenyam kemudian segera memanggil ambulan untuk membantu evakuasi korban ke Puskesmas terdekat sambil menunggu gangguan tembakan reda.
Sampai dengan gangguan tembakan dari KKSB terhenti, kata Suriastawa, seluruh prajurit di pos tersebut tidak ada yang membalas tembakan karena sumber dan arah tembakan yang tidak menentu.
Yulius kemudian diantar ke Puskesmas Pasar Baru Kenyam untuk mendapatkan penanganan medis sambal menunggu evakuasi ke Timika untuk perawatan lebih lanjut.
Setelah mendapat penanganan pertama dari Puskesmas Kenyam pukul 11.19 WIT Yulius kemudian dibawa ke Bandara Kenyam untuk dievakuasi ke Timika.
"Pada pukul 11.67 WIT Yulius dievakuasi dengan pesawat Airfast PK-OCJ ke Timika untuk dirawat di RS Charitas Timika didampingi oleh tiga orang karyawan PT Dolarosa dan seorang orang petugas kesehatan Kabupaten Nduga," kata Suriastawa.