Diiringi Lantunan Selawat, Massa PA 212 Tinggalkan Kawasan Patung Kuda Akhiri Demo UU Cipta Kerja
Diiringi lantunan salawat, ratusan pengunjuk rasa tolak UU Cipta Kerja mulai meninggalkan kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diiringi lantunan selawat, ratusan pengunjuk rasa tolak UU Cipta Kerja mulai meninggalkan kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020) sore.
Pantauan Tribunnews, sekitar pukul 15.40 WIB, massa aksi dari kelompok PA 212 mulai meninggalkan lokasi.
Mereka juga meninggalkan lokasi aksi sambil melantunkan selawat nabi.
Baca juga: 450 Personel Polri dan 200 TNI Disiagakan Amankan Aksi Tolak UU Cipta Kerja di Kawasan Patung Kuda
Orator aksi yang berada di atas mobil komando menyampaikan bahwa aksi mereka tidak akan berhenti.
Massa akan turun ke jalan kembali demi membela kaum buruh.
Baca juga: UU Cipta Kerja Diprotes, PDI-P: Kepemimpinan Jokowi Mana yang Merugikan Bangsa dan Negara?
Pantauan di lokasi, sebagaian massa masih berkumpul di lokasi.
Orator mengingatkan aksi telah selesai dan segera membubarkan diri.
Kelompok pemuda berdatangan
Ratusan pengunjuk rasa terus memadati kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020) sore.
Pantauan Tribunnews.com, sekitar pukul 15. 20 WIB, massa pengunjuk rasa berangsur-angsur datang dari arah kawasan Tanah Abang dan Sarinah menuju bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha.
Pantauan di lokasi, massa yang hadir di sore hari ini didominasi kelompok pemuda.
Mereka hadir bergerombol mulai dari 10 hingga 30 orang setiap kelompoknya.
Baca juga: Ketika Kapolres Jakarta Pusat Ingatkan Pedemo UU Cipta Kerja Patuhi Protokol Kesehatan Covid-19
Sedangkan, massa buruh yang pada siang hari melakukan aksi di sekitaran patung kuda, terlihat mulai menepi dan meninggalkan lokasi.
Baca juga: Ketika Kapolres Jakarta Pusat Ingatkan Pedemo UU Cipta Kerja Patuhi Protokol Kesehatan Covid-19
Sementara, massa aksi lainnya yakni puluhan anggota organisasi masyarakat Laskar Pembela Islam (LPI) yang mengenakan pakaian seragam putih berjaga di barikade yang dibuat pihak Kepolisian dengan menghadap ke arah demonstran.
Hingga berita ini diturunkan, kawasan patung kuda mulai dipadati kembali oleh massa.
Imbauan jaga protokol kesehatan
Massa pengunjuk rasa tolak UU Cipta Kerja terlihat berkerumun dan tak menjalankan jaga jarak di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).
Melihat hal itu, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto meminta massa aksi tak berkerumun dan mematuhi protokol kesehatan.
Apalagi saat ini Indonesia masih berada di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Massa Aksi di Patung Kuda Tolak UU Cipta Kerja: Jangan Melawan Aparat TNI dan Polri
Heru tampak menyampaikan imbauannya melalui pengeras suara yang terhubung melalui mobil pengurai massa V8 Raisa.
"Kami imbau dari aparat keamanan tidak melarang orasi, tetapi semua perlu menjaga jarak, menerapkan protokol kesehatan," ujar Heru, kepada massa dengan jarak cukup jauh dari barrier beton dan kawat berduri yang memisahkan mereka, di lokasi, Selasa (13/10/2020).
Baca juga: AHY Mengaku Diserang Akun Bodong dan Dituduh Jadi Dalang Demo UU Cipta Kerja
Namun, saat Heru berbicara, seorang orator dari aksi massa juga masih terus berbicara di atas mobil komando.
Hal tersebut membuat suara keduanya bersahutan dan tidak jelas apa yang disampaikan kedua belah pihak.
Meski tak digubris, Heru tetap meneruskan imbauannya kepada para aksi massa.
Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Orator: Tidak Ada Pilihan Kecuali Jokowi Mundur
Dia menegaskan kepolisian tak melarang mereka berunjuk rasa ataupun berorasi.
Akan tetapi, dia meminta massa perlu mematuhi ketertiban dan peraturan yang berlaku.
Sehingga tak akan ada pihak yang merasa dirugikan.
"Silakan orasi, tapi tanpa harus ada yang tersakiti, tanpa harus ada dirugikan. Karena semua fasilitas yang ada di sini dibangun oleh uang rakyat," kata Heru.
Hingga Heru selesai berbicara, orator pengunjuk rasa masih terus berbicara.
Bahkan massa yang berunjuk rasa hanya merespon pernyataan yang disampaikan orator demo dari atas mobil komando.