Doni: Data World Bank Indonesia Satu dari 35 Negara Memiliki Resiko Ancaman Bencana Tertinggi
Doni Monardo mengatakan bahwa penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali 2022 mendatang menjadi sangat penting.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali 2022 mendatang menjadi sangat penting.
Mengingat, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia.
"Indonesia berdasarkan data dari World Bank termasuk satu dari 35 negara yang memiliki risiko ancaman bencana tertinggi," kata Doni dalam konferensi pers secara virtual usai rapat terbatas bersama presiden, Kamis, (15/10/2020).
Indonesia menurut Doni memiliki 500 gunung api yang 127 diantaranya berstatus aktif.
Indonesia juga memiliki hampir 300 patahan lempeng yang berada di hampir semua wilayah terkecuali Kalimantan.
"Baik Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan sebagian besar di Indonesia Timur. Kita juga berada di pertemuan 3 lempeng subduksi Indo-Australia, subduksi Euroasia, dan subduksi Pasifik yang berpotensi terjadi gempa dan tsunami," katanya.
Baca juga: Penyelenggaraan GPDRR akan Dimanfaatkan untuk Dongkrak Sektor Wisata
Berdasarkan hasil riset tim ITB bersama sejumlah pakar di Selatan Jabar, Banten, Jateng, dan Jatim, terdapat potensi terjadinya pergeseran lempeng yang dapat mengakibatkan gempa besar yang diikuti Tsunami.
"Dan kita melihat tentang tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, setelah dilakukan penelitian sejumlah pakar dari dalam dan luar negeri, bahwa gempa dan tsunami Aceh bukan yang pertama. Telah terjadi berkali-kali, ribuan tahun lalu," pungkasnya.
Sebelumnya Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) merupakan acara berskala internasional berupa forum multi pemangku kepentingan untuk meninjau dan diskusi kemajuan perkembangan tren terbaru dalam pengurangan risiko bencana.
"Tujuannya, meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana melalui komunikasi dan koordinasi antara para pemangku kepentingan. Untuk berbagi pengalaman dalam merumuskan panduan strategis," kata Doni dalam konferensi pers secara virtual usai rapat terbatas dengan Presiden, Kamis, (15/10/2020).
Menurut Doni Indonesia menjadi tuan rumah setelah ditawari PBB pada tahun lalu. Pihaknya lalu melapor kepada presiden mengenai tawaran tersebut.
"Presiden katakan, kalau kita diminta jadi tuan rumah apalagi skala internasional, segera kita terima," katanya.
Doni mengatakan menjadi sebuah kebanggan Indonesia menjadi tuan rumah acara tersebut. Pasalnya forum tersebut selama ini hanya digelar di Swiss. Acara tersebut diperkirakan akan dihadiri 5 ribu samapi 7 ribu delegasi dari 193 negara, yang terdiri dari pejabat tinggi pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan media.
"Ini yang kita jadikan sebuah kebanggaan bahwa bangsa kita diberikan kepercayaan," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.