Pentingnya Integrasi Sistem Mulai Produksi, Pengolahan hingga Akses Masyarakat Mendapatkan Pangan
Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) mengingatkan adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) mengingatkan adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.
Selain karena faktor perubahan iklim global, krisis pangan dipicu penanganan pandemi yang dilakukan banyak negara adalah dengan membatasi aktivitas masyarakatnya.
Kondisi ini dapat menganggu rantai pasokan pangan karena kekurangan tenaga kerja untuk memproduksi dan memproses pangan, kesulitan akses ke pasar bagi petani kecil, pembatasan transportasi dan berkurangnya pasokan komoditas yang mudah rusak yang juga menyebabkan terlalu banyak food loss.
Sehingga setiap negara dituntut untuk menjaga pasokan pangannya sekaligus menangani wabah virus corona di negara masing-masing.
Baca juga: Upaya Mencegah Penularan Covid-19 Terhadap Anak
Menurut Direktur Indofood Franciscus Welirang, membangun sistem pangan berkelanjutan harus menjadi salah satu prioritas.
"Bukan hanya sebagai langkah antisipasi krisis pangan akibat pandemi, tetapi juga sebagai upaya memberikan jaminan pasokan maupun akses pangan bagi bangsa di masa depan. Untuk itu, perlu pendekatan yang holistik, serta dukungan dan sinergi semua stakeholder,” kata Franciscus Welirang saat Webinar Indofood Riset Nugraha : Simposium Hari Pangan Sedunia, Seremoni MOU Program IRN 2020-2021, Penganugerahan Peneliti Terpilih Program IRN 2019 – 2020, Rabu (21/10/2020)l.
Dalam paparan bertajuk Praktek Baik Industri Pangan dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Gizi Masyarakat Serta Kemandirian Ekonomi, Franky panggilan akrab Fanciscus Welirang, menekankan pentingnya integrasi dalam sistem pangan mulai produksi pangan, pengolahan pangan baik di industri besar maupun kecil hingga akses masyarakat akan pangan tersebut.
“Artinya dalam menghasilkan sebuah produk, bibit yang baik dan bersertifikasi sangatlah penting," kata Franky.
Menurut dia, bibit yang baik akan meningkatkan produktivitas apabila dikombinasikan dengan Good Agriculture Practices.
Sementara guna mengatasi malnutrisi, kata dia industri bisa melakukan fortifikasi pangan.
Beberapa produk Indofood telah difortifikasi seperti fortifikasi Iodium pada garam, zat besi dan asam folat untuk Tepung Terigu Bogasari dan vitamin A pada Minyak Goreng Bimoli.
"Langkah ini kami lakukan sebagai kontribusi dalam perbaikan gizi bangsa, disamping terus mengedukasi masyarakat tentang Gizi Seimbang,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 juga mempengaruhi kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) padahal UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
UMKM berkontribusi sebesar 60,3% dari total komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
“Sebagai bagian dari sistem pangan, peran pelaku UMKM bidang pangan perlu mendapatkan perhatian kita semua. Kami bermitra dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) dari hulu hingga ke hilir," katanya.
Dana Riset Bagi 60 Mahasiswa S1
Program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2020/2021 memberikan dana riset bagi 60 penelitian pangan mahasiswa S1 dari 31 Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di Indonesia.
Penerima dana riset IRN juga berhak memperoleh pendampingan dan bimbingan teknis dari Tim Pakar IRN hingga penelitian selesai.
Program IRN yang mengangkat tema “Milenial dan Penelitian Pangan Era Kenormalan Baru Menuju Indonesia Maju” membiayai penelitian yang dilakukan sebagai syarat kelulusan meraih gelar sarjana S1.
Bantuan dana diserahkan secara simbolis ditandai dengan Penandatangan Memorandum of Understanding (MOU) dan dilaksanakan secara daring.
Mereka yang menang adalah Meysi Azkiyah (Universitas Hasanuddin), judul proposal Produksi Pasta Cao Probiotik Sebagai Penyedap Rasa Alami, Atiaturrochmah (Universitas Brawijaya), judul proposal: Analisis Genetik Cabai Rawit (Capsicum Frutescens. L) Genotipe Mutan G7/01 Generasi Ke 4 Hasil Mutasi Ems.
Kemudian Aena Sania Rahmani (Institut Teknologi Bandung), judul Efisiensi Penyerbukan Lebah Tanpa Sengat (Tetragonula laev iceps) Pada Perbungaan Tanaman Ranti((Solanum nigrum L.) dan Kacang Panjang (vigna sinensis L.)
Dengan Sistem Tumpangsari dan Fahri Sinulingga (Institut Pertanian Bogor) berjudul Paduan Extra Virgin Fish Oil Mata Tuna Dengan Antioksidan Alami Kayu Secang Sebagai Food Suplement.
Ketua Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Suaimi Suriady mengatakan, melakukan penelitian di masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan sarjananya.
Bagi milenial yang akrab dengan teknologi, memanfaatkan kecanggihan teknologi menjadi salah satu pilihan yang efektif, mengingat adanya pembatasan sosial selama pandemi.
"Kita perlu terus menumbuhkan minat riset di kalangan generasi muda. Terlebih dengan adanya ancaman krisis pangan global akibat pandemi dan perubahan iklim, kita perlu terus menggali potensi sumber pangan yang kita miliki dan melahirkan inovasi-inovasi di bidang pangan guna memperkuat sistem pangan nasional,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.