Menko Perekonomian : Ekonomi Indonesia Minus 1,7 Hingga 0,6 Persen di Akhir Tahun
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2020 akan berada di rentang minus 1,7 persen hingga 0,6 persen.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2020 akan berada di rentang minus 1,7 persen hingga 0,6 persen.
“Dari segi pertumbuhan perekonomian diprediksi di akhir tahun ini masuk antara minus 1,7 sampai 0,6 persen pertumbuhannya,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Acara 4 Menko Satu Panggung: Dialog Satu Tahun Jokowi-Maruf (Pandemi, Resesi dan Demokrasi), di TVRI, Minggu (25/10/2020).
Kendati di akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah bahkan diprediksi akan terkontraksi, Airlangga menjelaskan, hal serupa juga dialami semua negara.
Hal ini diakibatkan oleh pandemi virus corona (Covid-19) yang masuh belum berakhir.
Baca juga: Tangani Pandemi Covid-19 dan Jaga Stabilitas Ekonomi, Mahfud MD: Seperti Gas dan Rem
“Saat ini pandemi Covid-19 ada di 215 negara, dan hampir seluruh negara mengalami kontraksi perekonomian. Kita bandingkan dengan negara lain, kita di Kuartal ke-2 itu minus 5,3. Tetapi negara lain seperti Malaysia itu minus 17 misalnya, Jerman minus 11, Singapura minus 13,2, Filipina minus 16 dan India minus 23 persen,” jelas Airlangga yang juga menjabat Ketua Umum Partai Golkar ini.
“Jadi kalau dibandingkan negara lain, kontraksi negara kita lebih rendah daripada negara-negara lain,” ucap mantan Menteri Perindustrian di periode pertama Pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Empat Mulai Positif ke 0,6 Persen
Lebih lanjut ia menjelaskan, ekonomi Indonesia akan tumbuh positif lagi pada tahun depan.
Hal ini diperkuat dengan anake prediksi dari lembaga-lembaga dunia, termasuk Bank Dunia (World Bank).
“Pertumbuhan ekonomi kita di tahun depan dari berbagai lembaga seperti World Bank, ADB, dan OECD itu memprediksikan ekonomi Indonesia positif,” jelasnya.
Baca juga: Luhut: Pemerintah Sudah Mampu Kendalikan Covid-19 di Indonesia
Pada kuartal II 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi RI minus hingga 5,32 persen.
Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.
Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar, maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen.(*)