Dinas Pendidikan Diminta Lakukan Pendataan Terkait Ucapan Rasis Guru SMA yang Viral di WhatsApp
Viral percakapan di WhatsApp grup dari guru berinisial TS yang mengimbau murid-muridnya tidak memilih calon ketua OSIS non-muslim.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu sempat beredar foto percakapan berbau rasis yang dilontarkan seorang guru SMA negeri di Jakarta Timur berinisial TS.
Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan dinilai perlu memetakan sekolah-sekolah dengan guru yang diduga berpola pikir radikal serta berperilaku rasis.
Usulan ini dilontarkan oleh Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru.
Baca juga: Viral Video Warga Gotong Royong Selamatkan Bocah di Bawah Mobil yang Menabrak, Begini Kondisinya
Pemetaan ini seharusnya sudah dilakukan agar aksi rasis guru kepada murid-murid tak terjadi di lingkungan sekolah.
"Mestinya Dinas Pendidikan DKI sudah punya pemetaan, klaster-klaster guru guru yang punya potensi bersikap intoleran. Nah Dinas Pendidikan DKI harus ambil peran karena sekolah itu di bawah Dinas Pendidikan," kata Satriwan Salim selaku Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Selasa (27/10/2020).
Klaster-klaster tersebut dapat dideteksi dari setiap laporan siswa ataupun orang tua murid yang berinteraksi dengan guru rasis di lingkungan sekolah.
Dalam hal ini, siswa juga diharapkan diberi kebebasan dan perlindungan dalam menyampaikan kritik terhadap tenaga pengajar guna mengantisipasi paham-paham radikal dan sikap rasis yang dianut guru.
Dengan adanya pemetaan tersebut, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah bisa menekan aksi rasis dan paham radikal dari setiap guru.
"Ketika sudah muncul itu akan dilakukan deradikalisasi oleh Dinas Pendidikan. Kalau bahasa ASN-nya dibina. Saya melihat pembina-pembinaan ini yang perlu ditingkatkan," kata dia.
Baca juga: Detik-detik Begal yang Bunuh Driver Ojol Diamuk Massa hingga Tewas di Medan
Terkait kasus yang melibatkan TS, Satriawan berharap pihak Dinas Pendidikan memproses sesuai dengan prosedur agar peristiwa serupa tak terulang kembali.
Sebelumnya, tengah viral di media sosial foto percakapan WhatsApp grup berinisial TS yang mengimbau murid-muridnya tidak memilih calon ketua OSIS non-muslim.
Setelah percakapan ini viral dan mengundang pandangan miring masyarakat di sosial media, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur pun turun tangan.
Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Gunas Mahdianto memastikan TS sudah diberikan pembinaan oleh kepala sekolah akibat peristiwa itu.
"Sudah diberikan pembinaan oleh kepala sekolah. Gurunya juga di-BAP, sudah dilaporkan ke dinas juga itu,” kata Gunas saat dihubungi, Senin (26/10/2020).
Selanjutnya pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang berhak memberikan sanksi. Namun, untuk saat ini, Gunas belum bisa memastikan apakah TS masih aktif memberikan materi pembelajaran atau tidak.
“Kalau tentang itu saya belum konsultasi dengan kepala sekolah,” kata Gunas. (Kompas.com/Walda Marison)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Percakapan Rasial Guru SMA di Jaktim, Disdik Diminta Data Pengajar Intoleran"