Komunitas Belajar Bahasa Bersama: Belajar Bahasa Asing Sambil Berbagi Kasih Sayang
B.B.B tak sekadar ingin menumbuhkan ketangkasan berbahasa asing sejak dini, tetapi juga makna berbagi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ‐ Belajar bahasa Inggris dengan menyenangkan tanpa pungutan biaya? Di era pandemi seperti ini?
Sekilas kedua hal di atas terkesan mewah dan di luar jangkauan; kesempatan yang hanya bisa diraih segelintir orang saja. Tetapi, dengan bermunculannya para sukarelawan—baik secara perorangan maupun kolektif—yang dengan kesungguhan penuh memberikan ruang belajar kepada orang banyak, kesempatan belajar bahasa asing dapat menjadi komunal. Siapa pun bisa mendapatkannya.
Hal ini pulalah yang sedang dilakukan oleh komunitas belajar bahasa asing bernama Belajar Bahasa Bersama (B.B.B). Beranggotakan 20 pemuda yang kreatif dan inspiratif, komunitas belajar ini telah aktif mengajar bahasa Inggris untuk anak‐anak di sekitar Duri Selatan, Jakarta Barat, dan sekitarnya.
Adalah Yolana Terah, gadis berusia 29 tahun yang mendirikan komunitas Belajar Bahasa Bersama (B.B.B) pada 31 Mei 2019. Yolana yakin bahwa masih banyak anak‐anak di Indonesia yang bertalenta dan butuh banyak kesempatan untuk mendalami kemampuan berbahasa Inggris.
“Kami yakin anak anak di Indonesia memiliki talenta yang masih bisa lebih banyak dikembangkan, dan melalui belajar bahasa Inggris diharapkan meningkatkan percaya diri anak-anak serta menumbuhkan keingintahuan terhadap bahasa Internasional tersebut,” ucap Yolana, ketika dihubungi Tribunnews pada Minggu (19/10/2020).
B.B.B menghadirkan kelas yang terbagi dalam tiga tingkatan. Pertama, level zero, yakni kelas bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk anak-anak usia dini yang ingin mengenal baca dan tulis. Selanjutnya, level one yang merupakan kelas Bahasa Inggris dasar. Terakhir adalah kelas level up yang mengajarkan kelas lanjutan Bahasa Inggris.
Peserta B.B.B terdiri dari pelajar berusia di atas 5 tahun (anak usia dini) hingga pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah. Kegiatan belajar bahasa diadakan setiap Sabtu pagi. Pada masa pandemi, aktivitas belajar diadakan dalam dua cara, yakni aktivitas tatap muka (yang diadakan di Duri Selatan dengan penerapan protokol kesehatan ketat) dan aktivitas belajar online melalui video conference.
Para sukarelawan terdiri dari sekitar 20 pemuda inspiratif yang datang dari berbagai begron pendidikan dan profesi, dengan hasrat yang sama untuk berbagi ilmu yang mereka miliki tanpa pungutan biaya sepeser pun. Selama ini, dana operasional lebih banyak dirogoh dari inisiatif kas pribadi dan didukung oleh donatur yang dijaring secara peer to peer.
“Kami memiliki suara hati yang sama untuk mengembangkan kemampuan anak-anak sejak dini dalam bidang bahasa, terutama bahasa Inggris,” lanjut Yolana.
Hasilnya pun tak percuma. Dengan kesungguhan dan konsistensi, kini B.B.B berhasil menggandeng lebih dari 90 anak sebagai peserta. Meski begitu, Yolana menyatakan bahwa pandemi membuat peserta aktif bersisa 40 anak dikarenakan berbagai macam kendala, mulai dari tempat mengajar yang berkapasitas sedikit serta kurangnya fasilitas penunjang yang dimiliki keluarga peserta.
Lebih dari sekadar belajar bahasa Inggris
Meski hanya berisikan 40 peserta, B.B.B tak gentar untuk konsisten menggelar aktivitas belajar bersama rutin setiap minggunya, baik secara tatap muka maupun jarak jauh.
Bahkan, B.B.B menyelingi aktivitas belajar dengan aktivitas yang dapat mendukung pencegahan penyebaran Covid‐19, salah satunya melalui program Ksatria Penangkal Covid, tim khusus yang berisikan sukarelawan beserta para peserta B.B.B untuk menyosialisasikan pentingnya penerapan protokol kesehatan Covid‐19.
“Iya, diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam pencegahan Covid. Kami memiliki program Ksatria Penangkal Covid (KPC). KPC adalah tim yang berisikan peserta B.B.B yang dibentuk untuk sosialisasi penangkal dari penyebaran Covid,” cerita Yolana.