Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Truk Proyek Memang Lintasi Jalur Komodo, Unesco Protes Proyek 'Jurrasic Park' Tak Dihentikan

Pemerintah mengklaim, pembangunan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Truk Proyek Memang Lintasi Jalur Komodo, Unesco Protes Proyek 'Jurrasic Park' Tak Dihentikan
Instagram/gregoriusafioma
Foto seekor komodo yang menghadang sebuah truk, menjadi viral di media sosial. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim, pembangunan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo telah mematuhi kaidah konservasi.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno menyatakan, progres pembangunan sarana dan prasarana di Lembah Loh Buaya Pulau Rinca, telah mencapai 30 persen dan ditargetkan selesai Juni 2021.

"Pembangunan saat ini sekitar 30% dan rencananya akan selesai bulan Juni 2021," ujarnya dalam diskusi virtual, Rabu (28/10).

Ia mengatakan, pembangunan itu telah mendapatkan izin lingkungan hidup tertanggal 4 September, yang disusun sesuai dengan Permen LHK nomor 16 tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan hidup.

"Kemarin sudah keluar (izinnya) setelah memperhatikan habitat dan perilaku Komodo," jelas dia.

Baca juga: KLHK Beri Penjelasan terkait Foto Viral Komodo yang Menghadang Truk

Pembangunan sarana dan prasarana itu meliputi pusat informasi, pondok ranger/peneliti/pemandu) yang berada di wilayah administrasi Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

"Jadi pengunjung bukan hanya menikmati Komodo saja tapi juga sejarah Pulau Komodo. Bisa mengetahui perilaku komodo di Information Center. Ini menjadi terpusat di dalam satu bangunan, ada pondok peneliti dan seterusnya," jelas Wiranto.

Berita Rekomendasi

Dalam rangka mendukung kerja pembangunan sarpras wisata alam di Resort Loh Buaya, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menutup sementara destinasi ke Resort Loh Buaya TNK. Penutupan terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2020 hingga 30 Juni 2021, dan akan dievaluasi setiap 2 (dua) minggu sekali. Pengumuman tersebut disampaikan melalui akun resmi Instagram resmi BTNK melalui unggahan pada Minggu (25/10).

Baca juga: Heboh Pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca, Direktur Walhi: Neraka Bagi Komodo & Dapat Musnah

“Sehubungan dengan berlangsungnya penataan sarana dan prasarana wisata alam di Resort Loh Buaya, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo (TN Komodo), dengan ini Balai TNK menutup sementara destinasi tersebut dari kunjungan wisatawan,” tulis pengumuman itu.

Sebagai informasi, Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR telah menganggarkan Rp 52 miliar untuk menata kawasan Pulau Rinca yang meliputi bangunan pusat informasi, sentra souvenir, kafe, dan toilet publik.

Taman Nasional Komodo (TNK) yang ditunjuk pada tahun 1980 memiliki label global, sebagai Cagar Biosfer (1977) dan Warisan Dunia (1991) oleh UNESCO, memiliki luas 173.300 Ha, terdiri dari 58.449 Ha (33,76%) daratan dan 114.801 Ha (66,24%) perairan.

Dari luas tersebut, ditetapkan Zona Pemanfaatan Wisata Daratan 824 Ha (0,4%) dan Zona Pemanfaatan Wisata Bahari 1.584 Ha (0,95%).

Baca juga: Pembangunan Jurassic Park Pulau Rinca Memicu Protes: Seolah-olah Komodo Tidak Suka Pembangunan Itu

Diprotes Banyak Pihak

Ambisi pemerintah untuk memodernisasi kawasan yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, itu banyak menuai protes dan polemik. Satu diantaranya adalah datang dari WALHI.

Dikutip dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nur Hidayati menilai, pembangunan proyek "Jurassic Park" itu tidak berbasis keilmuan. Menurutnya, alih-alih melestarikan komodo dan habitat alaminya, pembangunan tersebut justru akan membuat komodo tersiksa.

"Pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca jelas menunjukkan pembangunan yang tidak berbasis keilmuan dan bertentangan dengan kearifan lokal masyarakat setempat," kata Nur kepada Kompas.com, Senin (26/10).

Seekor komodo di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu (29/11/2015) pagi.
Seekor komodo di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Minggu (29/11/2015) pagi. (TRIBUNNEWS.COM/DAHLAN DAHI)

"Pembangunan Jurassic Park justru akan menciptakan neraka bagi komunitas komodo yang dapat berujung pada musnahnya hewan unik ini selamanya," tutur dia.

Namun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memastikan progres pembangunan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca TN Komodo telah mematuhi kaidah konservasi dan akan rampung pada bulan Juni 2021. Pemerintah beralasan, pembangunan tersebut sebagai upaya untuk melindungi dan melestarikan komodo dan habitat alaminya

Total jumlah biawak komodo pada 2018 sebanyak 2.897 individu dan pada tahun 2019 bertambah menjadi 3.022 individu atau bertambah 125 individu.  Konsentrasi populasinya berada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Hanya sebanyak 7 individu di Pulau Padar, 69 individu di Gili Motang, dan 91 individu di Nusa Kode.

"Populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya adalah 5% dari populasi di Pulau Rinca atau sekitar 66 ekor. Bahkan populasi biawak komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil dengan kecenderungan sedikit meningkat di 5 tahun terakhir,” papar Wiratno, Rabu (28/10.

Terkait  foto viral seekor Komodo yang seperti menghadang truk  di Lembah Loh, Pulau Rinca, TN Komodo, Wiratno mengatakan, lokasi tersebut memang merupakan jalur lintas hewan purba itu. Ia mengatakan, adanya truk pengangkut bahan material, hal itu memudahkan pengerjaan pembangunan modernisasi itu.

"Soal foto yang viral kemarin itu sudah dijelaskan karena memang di situ jalur komodo melintas. Sedangkan pengangkutan material menggunakan alat berat tidak mungkin dilakukan oleh tenaga manusia," katanya.

Untuk itu, sebelum melakukan pengerjaan terdapat prosedur untuk memastikan lingkungan sekitar aman dari komodo.

"Kita pastikan bahwa komodo tidak boleh menjadi korban pembangunan, tidak boleh ada satupun komodo yang menjadi korban," imbuhnya.(rina/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas