Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rocky Gerung: Amerika Serikat Peringatkan Jokowi Lewat GP Ansor

Menurut Rocky Gerung, kedatangan Pompeo ke Indonesia dilatarbelakangi karena semakin mendekatnya Indonesia dengan China dalam urusan ekonomi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rocky Gerung: Amerika Serikat Peringatkan Jokowi Lewat GP Ansor
Tribunnews/HO/BPMI/Muchlis Jr
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), Mike Pompeo di Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Tribunnews/HO/BPMI/Muchlis Jr 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung angkat bicara terkait lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo ke Indonesia belum lama ini.

Seperti diketahui, dalam lawatannya, Mike Pompeo tak hanya bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi beserta jajarannya di Istana Negara.

Tapi, Pompeo juga mengunjungi GP Ansor, organisasi kemasyarakatan atau ormas yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut Rocky Gerung, kedatangan Pompeo ke Indonesia dilatarbelakangi karena semakin mendekatnya Indonesia dengan China dalam urusan ekonomi.

Baca juga: Bertemu Sejumlah Tokoh GP Ansor, Menlu AS Ungkap Ancaman Partai Komunis China

Amerika Serikat, kata Rocky, lantas datang ke Indonesia untuk meminta kepastian hubungan luar negeri kepada Presiden Jokowi.

Demikian Rocky Gerung menyampaikan pendapatnya itu melalui sebuah tayangan berjudul Menlu AS Ajak Banser Anshor Lawan China Dan Komunis yang diunggah di Kanal YouTube miliknya pada Jumat (30/10/2020).

"Itu menlu dalam sistem politik AS adalah orang kedua setelah presiden (Trump). Kehadirannya berarti ada aurgensi untuk meminta kepastian hubungan luar negeri. Kita harus baca konteksnya, ada ketegangan politik yang beralih ke militer di China Selatan," ujar Rocky Gerung seperti dikutip dari Kompas TV.

Menlu AS Mike Pompeo (tengah) menerima plakat dari Yakut Qoumas (kiri) Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas didampingi oleh Yahya Cholil Staquf, Sekjen Nahdlatul Ulama usai memberikan sambutan di Nahdlatul Ulama di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2020. (AP).
Menlu AS Mike Pompeo (tengah) menerima plakat dari Yakut Qoumas (kiri) Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas didampingi oleh Yahya Cholil Staquf, Sekjen Nahdlatul Ulama usai memberikan sambutan di Nahdlatul Ulama di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2020. (AP). (Via VOA Indonesia)
BERITA TERKAIT

Rocky Gerung berpendapat, Pompeo ke Indonesia untuk mengobservasi Laut China Selatan yang saat ini masih terus diliputi ketegangan.

Menurut Rocky, Amerika melihat Indonesia yang secara historis berada di pihaknya, namun kini secara pragmatis justru berada di pihak China.

Dengan begitu, kata Rocky, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat sedang melakukan penghitungan ulang papan catur perpolitikan dan militer di Laut China Selatan.

"Secara pragmatis, Indonesia dianggap terlalu mememberi peluang banyak secara bisnis kepada China," kata Rocky.

"Jadi, Amerika Serikat mau menghitung ulang papan catur di Laut China Selatan dengan melakukan konsolidasi."

Lebih lanjut, Rocky Gerung, menuturkan melawatnya Pompeo ke GP Ansor juga bermakna politis dan pada akhirnya bisa ditebak.

Selain menghitung ulang papan catur perpolitikan dan militer, kata Rocky Gerung, Amerika Serikat secara tidak langsung juga hendak memperingatkan Jokowi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas