Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UAS dan Bachtiar Nasir Diusulkan Jadi Calon Ketua Umum Partai Masyumi

Beberapa nama diusulkan menjadi calon ketua umum Partai Masyumi yang baru-baru ini diaktifkan kembali.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in UAS dan Bachtiar Nasir Diusulkan Jadi Calon Ketua Umum Partai Masyumi
Youtube channel Ustadz Abdul Somad Official
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa nama diusulkan menjadi calon ketua umum Partai Masyumi yang baru-baru ini diaktifkan kembali.

Ahmad Yani, satu di antara deklarator Partai Masyumi mengungkapkan, nama Ustaz Abdul Somad (UAS), Ustaz Zaitun Rasmin hingga Ustaz Bachtiar Nasir diusulkan menjadi kandidat calon ketua umum Partai Masyumi.

"Berbagai nama usulan termasuk salah satu usul untui menjadi itu (calon ketua umum), termasuk Ustaz Abdul Somad, Bachtiar Nasir, Ustaz Zaitun. Banyak beberapa tokoh-tokoh ulama dan juga ada tokoh-tokoh intelektual lain yang diusulkan," kata Yani saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (9/11/2020).

"Tapi itu belum final, itu nanti diputuskan oleh rapat Majelis Syuro Partai Masyumi," lanjutnya.

Baca juga: Ahmad Yani: KAMI Tidak Ada Hubungannya dengan Partai Masyumi

Yani mengatakan, berbagai nama usulan untuk menjadi calon ketua umum Masyumi terlebih dahulu akan didiskusikan Majelis Syuro Partai Masyumi.

Saat ini, Majelis Syuro sudah terbentuk dan baru ada sekitar 35 orang yang menjadi anggota.

"Jadi memang banyak usulan usulan, kan belum, pemilihan eksekutif itu nanti setelah Majelis Syuro terbentuk secara keseluruhan dan lengkap," ujarnya.

Berita Rekomendasi

"Baru kemarin juga terbentuk Majelis Syuro. Anggota-anggota Majelis Syuro, baru kemarin sekitar 35 orang harus ada konfirmasi lagi dengan calon calon anggota Majelis Syuro yang lain," pungkasnya.

Pendapat Yusril

Sementara itu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang ( PBB) Yusril Ihza Mahendra menghormati deklarasi Masyumi Reborn yang dilakukan Cholil Ridwan pada 7 November 2020.

Murid pendiri Masyumi Muhammad Natsir itu mengatakan, setiap orang berhak menggunakan hak politiknya untuk mendirikan partai.

Hanya, ia mengingatkan mendirikan sekaligus membesarkan partai tidak mudah.

"Mendeklarasikan berdirinya partai memang mudah. Tetapi mengelola, membina dan membesarkan partai tidaklah mudah. Orientasi politik rakyat kita sudah banyak berubah. Rakyat tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960," kata Yusril lewat pesan singkat, Senin (9/11/2020) dikutip dari Kompas.com.

Ia menambahkan deklarasi partai yang menggunakan nama Masyumi sudah pernah dilakukan pada tahun 1999.

Nama Masyumi digunakan pada sebuah partai baru dan mengikuti Pemilu 1999. Begitu juga nama Masyumi Baru pernah digunakan dan juga mengikuti Pemilu 1999.

"Hasilnya tidak begitu menggembirakan. Sekarang kedua partai itu, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham. Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi," lanjut Yusril.

Sebagai murid Natsir, ia pun mendirikan partai baru di era reformasi tapi tak menggunakan nama Masyumi.

Yusril memilih mendirikan partai yang tak mengandung nama Masyumi karena menurut dia zaman telah berubah.

Ia mengakui PBB adalah partai baru yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi. Namun, ia menolak untuk menggunakan nama Masyumi karena situasi politik reformasi sangat berbeda dengan tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada.

Ia pun mengatakan kesulitan mengelola partai Islam ialah saat memperoleh dana sebab sebagian besar umat Islam hidup dalam kekurangan.

"Yang punya dana besar itu para cukong, para pengusaha dalam maupun dalam negeri. Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya "ngos-ngosan"," tutur Yusril.

Ia menambahkan zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu.

"Karena itu, saya menghormati usaha KH Cholil Ridwan dan para tokoh lain yang mendirikan kembali "Masyumi Reborn" ini. Tentu beliau akan bekerja keras membangun cabang dan merekrut anggota di tengah Pademi Covid-19 yang sangat berat ini agar dapat disahkan sebagai partai yang berbadan hukum oleh Kemenkumham," kata Yusril.

"Lalu kemudian ikut verifikasi lagi oleh KPU untuk bisa atau tidak ikut Pemilu 2024," lanjut dia.

Baca juga: Partai Masyumi Reborn Dinilai Perlu Tokoh Besar untuk Menjadi Magnet Pemilih

Diberitakan, bertepatan dengan tasyakuran Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi, sejumlah tokoh islam mendeklarasikan kembali aktifnya partai tersebut pada Sabtu (7/11/2020).

Deklarasi ini dilangsungkan secara virtual dan dihadiri sejumlah tokoh Islam, di antaranya Ketua Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (Masyumi Reborn) Masri Sitanggang, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, dan deklarator Partai Ummat Amien Rais.

Adapun kegiatan deklarasi ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A Cholil Ridwan.

"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan Masyumi," kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, Sabtu.

Cholil berjanji, melalui Partai Masyumi, ajaran dan hukum Islam akan berjalan di Indonesia.

“Semoga Allah meridhoi perjuangan Masyumi hingga meraih kemenangan di Indonesia,” ujar dia.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas