Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Bung Tomo, Pahlawan Nasional Pengobar Semangat pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Berikut profil Bung Tomo adalah pahlawan yang berjuang bersama rakyat pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
zoom-in Profil Bung Tomo, Pahlawan Nasional Pengobar Semangat pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945
jabar.tribunnews.com
Profil Bung Tomo, pengobar semangat dengan jargon 'Merdeka atau Mati' dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. 

Dinamika kehidupan Bung Tomo terus bergulir setelah peristiwa Pertempuran Surabaya itu.

Ia semakin dikenal karena kiprahnya.

Kemudian, pada 1946 ia diangkat menjadi Kepala Perlengkapan di Kementerian Pertahanan.

Ada cerita menarik yang dituturkan Sulistiani, istri Bung Tomo, dalam buku Bung Tomo Suamiku.

Bung Tomo pernah mendapat telegram dari atasannya, Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin.

Isinya, ia diminta memilih: tetap menjadi jenderal, tetapi tidak boleh lagi berpidato atau berhenti menjadi jenderal dan tetap berpidato.

Bung Tomo pun memilih yang kedua.

BERITA TERKAIT

Kisahnya di pemerintahan tidak berhenti.

Baca juga: 35 Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2020, Cocok untuk Update Status di Media Sosial

Baca juga: Selamat Hari Pahlawan! Ini 10 Rekomendasi Film Bertema Perjuangan yang Wajib Kamu Tonton!

Pada 1950 Bung Tomo diangkat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata.

Ia juga menjabat anggota DPR pada 1956–1959 mewakili Partai Rakyat Indonesia.

Berada dalam lingkaran kekuasaan tak membuatnya kehilangan daya kritis.

Ia pernah mengkritik kepemimpinan Sukarno, juga Soeharto pada era orde baru.

Kritiknya kepada Soeharto itu membuatnya ditahan selama setahun pada 1978.

Setelah dilepaskan, ia lebih berfokus pada keluarga demi mengupayakan pendidikan terbaik bagi kelima anaknya.

Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 ketika sedang menunaikan ibadah haji di Padang Arafah.

Jenazahnya dibawa ke Tanah Air dan dimakamkan di tempat pemakaman umum Ngagel di Surabaya.

Gelar Pahlawan Nasional disematkan kepadanya bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 2008.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas