5 Anggota TNI AD Diperiksa Kasus Penembakan Gembala Gereja di Sugapa, Korban Disebut Kabur dari RS
Dodik membenarkan Pratu TD anggota Yonif 400/BR telah melakukan penembakan menggunakan senjata SPR AW kaliber 7,62 terhadap orang yang diduga identita
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan Tim Investigasi Gabungan TNI AD bersama Kodam XVII/Cenderawasih telah memeriksa lima personel TNI AD dan tiga masyarakat terkait kasus dugaan penembakan gembala gereja bernama Agustinus Duwitau di dekat Bandara Sugapa pada 7 Oktober 2020 lalu.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Dodik membenarkan Pratu TD anggota Yonif 400/BR telah melakukan penembakan menggunakan senjata SPR AW kaliber 7,62 terhadap orang yang diduga identitasnya sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Ia juga membenarkan Pratu TDR dan Pratu Z melihat postur dan rambut saudara Agustinus berbeda dengan orang yang diidentifikasi sebagai anggota KKB sebelum melakukan penembakan.
Namun demikian, kata Dodik, dari hasil visum et repertum yang dikeluarkan oleh RSUD Nabire tentang hasil pemeriksaan medik Agustinus yang mengaku menderita luka tembak, Dokter Amos Nomba memberikan keterangan kepada penyidik tidak ditemukan tanda-tanda spesifikasi akibat luka tembak.
Selain itu Agustinus juga tidak menglami luka serius dan berdasarkan hasil foto radiologi tidak ditemukan kelaianan pada organ tubuhnya maupun pecahan proyektil bila ada yang tersisa.
"Pasien atas nama Agustinus Dawetaw melarikan diri dari RSUD Nabire tanpa menyelesaikan administrasi. Sampai saat ini tim gabungan belum dapat melakukan pemeriksaan terhadap saudara Agustinus karena yang bersangkutan belum diketahui alamat dan tempat tinggalnya," kata Dodik saat konferensi pers di Markas Pusat Polisi Militer TNI AD Jakarta pada Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Polisi Evakuasi 2 Korban Penembakan KKB di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya
Untuk itu ia mengimbau bila ada masyarakat yang mengetahui atau Agustinus sendiri mendengar apa yang ia sampaikan agar dapat menghubungi pihaknya agar dapat diperiksa, dan divisum ulang sehingga penyidikan bisa dituntaskan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan hukum.
"Dari hasil pemeriksaan saksi dan alat bukti, tim belum dapat menyimpulkan bahwa Pratur TDR melakukan penembakan saudara Agustinus Duwetau. Apabila di kemudian hari suadara Agustinus sudah dapat dimintai keterangan oleh penyidik Polisi Militer Angkatan Darat, maka akan diperoleh kejelasan terhadap tindak lanjut kasus tersebut," kata Dodik.
Diberitakan sebelumnya Kompas.com sebelumnya seorang warga sipil bernama Agustinus Duwitau (23) terkena tembakan di Kampung Damonggoa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya Papua pada Rabu (7/10/2020).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat korban dalam perjalan hendak ke Kampung Emondi.
"Namun, dalam perjalanan sekitar daerah Kampung Damonggoa, korban terkena tembakan sehingga meninggalkan barang bawaan berupa senapan angin dan minyak goreng, garam serta vetsin yang diisi dalam karung berwarna kuning," ujar Kamal, melalui keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).
Kamal menuturkan, saat terkena tembakan, korban berlari ke atas ketinggian dan bertemu dengan salah satu warga berinisial MB dan kemudian mereka berdua mencari pertolongan.
Pukul 09.00 WIT, personel kepolisian mendapat informasi dari masyarakat bahwa adanya warga yang terkena tembakan di Kampung Damonggoa.
"Pukul 11.30 WIT, tim evakuasi dipimpin oleh Marten Tipagau Wakil Ketua I DPRD Intan Jaya bersama Pastor Yance Yogi dan beberapa tokoh agama katolik menunggu korban di jembatan Kali Wabu," ujar Kamal.
Baru pada pukul 15.05 WIT, tim evakuasi bersama korban tiba di RSUD Intan Jaya, Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa, dan langsung mendapat perawatan oleh tim medis RSUD Kabupaten Intan Jaya.
"Korban mengalami luka tembak pada bagian bahu kiri tembus punggung belakang (bawah leher)," kata Kamal.
Kejadian berawal pada Selasa (6/10/2020), saat itu semua gembala (pewarta) yang bertugas di seluruh Stase Gereja Katolik Roma yang berada di bawah Paroki Bilogai melakukan pertemuan di paroki untuk pembagian tema, termasuk korban Agustinus Duwitau.
Setelah kegiatan, korban menginap di rumah saudara Ismail Duwitau.
Kamal mengklaim, setelah kejadian penembakan tersebut, situasi keamanan di Intan Jaya kondusif.