Dua Program Merdeka Vokasi Perbesar Kepastian Lulusan Vokasi Terserap DUDI
Ditjen Pendidikan Vokasi luncurkan program SMK–D2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan D4.
Editor: Content Writer
Lebih lanjut, Wikan menjelaskan bahwa minimal satu semester saat SMK, dialokasikan untuk program praktek kerja industri (Prakerin). Begitu juga saat di perguruan tinggi, untuk semakin meningkatkan SOFTSKILL dan KARAKTER Keberkerjaannya, mahasiswa semester delapan dan sembilan mengalokasikan dua semester untuk magang di DUDI. Dengan penguatan Softkills dan Karakter, maka secara otomatis hardskills-nya juga semakin terasah dan semakin matang.
Program magang di semester delapan dan sembilan merupakan program magang yang dilakukan di DUDI maupun dalam program Pembelajaran Industri, yaitu pembelajaran di PTV berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI. Program ini terinspirasi oleh DUAL SYSTEM yang diterapkan di Pendidikan Vokasi Jerman, yaitu magang sambil kuliah, di industri.
Untuk menyelenggarakan program ini, SMK bekerja sama dengan PTV yang memiliki program studi yang linier, sehingga dalam empat setengah tahun, peserta didik berhak mendapatkan gelar Diploma Dua selain ijasah SMK serta memiliki kompetensi untuk menjadi teknisi atau SDM yang terampil.
Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga (D3) menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4)
Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) adalah salah satu program strategis inovasi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud dalam rangka meningkatkan sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI.
Melalui program ini, dengan semangat Merdeka Vokasi, Kemendikbud membuka kesempatan untuk program Diploma Tiga (D3) meningkatkan program studinya menjadi Sarjana Terapan (D4) sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang memberikan peluang untuk bisa mengisi posisi supervisor produksi dan pelaksana lapangan handal yang dibutuhkan oleh DUDI.
Untuk ini, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat mereka sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 tersebut.
“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3-nya ditingkatkan menjadi Sarjana Terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil LinkandMatchdengan beberapa DUDI yang bereputasi. Serta, harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerjasama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang Tangguh. Ini sangat penting”, tandas Wikan.
Program Peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) merupakan perubahan program studi D3 yang memiliki peringkat akreditasi minimal B atau baik sekali menjadi program studi Sarjana Terapan pada bidang ilmu yang serumpun pada perguruan tinggi.
Dan bagaimanapun, implementasi program ini akan tetap membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk tetap mempertahankan Diploma Tiga. “Selain peluang kerja yang dapat diisi lulusan Sarjana Terapan, tetapi masih ada peluang bekerja bagi lulusan D3. Maka jika menginginkan, PTV dapat mempertahankan Prodi Diploma Tiga.”, jelas Wikan.
Program peningkatan prodi ini diprioritaskan bagi prodi-prodi yang sudah mengembangkan dan melaksanakan program kolaborasi dengan kampus luar negeri yang bereputasi, memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan serta strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan DUDI.
Namun bagi PTV yang masih menginginkan prodi-nya tetap pada jenjang D3, maka dipersilakan untuk tidak memilih opsi meng-upgrade, atau meningkatkan menjadi Sarjana Terapan/D4.
Kurikulum
Kurikulum yang disusun dalam Program SMK-D2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kurikulum juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).
“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” papar Wikan.